Aparat Gabungan Siaga di Puncak Papua

Polisi dan prajurit TNI saat bertugas di Papua beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • ANTARA

VIVAnews - Pasca pleno penetapan Bupati dan Wakil Bupati Puncak, Papua, Sabtu 23 Febuari 2013, sekitar 250 aparat gabungan TNI dan Polri bersiaga menjaga keamanan di kabupaten itu. Penempatan personil dalam jumlah banyak itu guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Terpopuler: Ramalan Zodiak sampai Penjelasan Buya Yahya Soal Panggilan Pak Haji

"Situasi sementara pasca pleno masih aman, tapi mengantisipasi ada pihak yang tidak puasĀ  kami menempatkan pasukan gabungan yang jumlahnya mencapai 250 personil di seluruh kabupaten Puncak," ujar Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian.

Kondisi pasca pleno sangat rawan, kata Kapolda, karena selisih perolehan suara tiga kandidatĀ  agak tipis. "Perbedaan suara kandidat nomor urut 1, 2, 5 dan 6 tipis. Jadi kami harus tetap antisipasi, sehingga kekuatan di Ilaga ibukota Kabupaten Puncak diperkuat," ucapnya.

Pemungutan suara Pemilukada Puncak digelar 14 Febuari lalu, setelah sempat tertunda 2 tahun akibat bentrok antar pendukung yang menewaskan 50 orang dan melukai ratusan warga. Bentrok dipicu adanya dukunganĀ  ganda partai politik pada dua kandidat.

Pemain Indonesia U-23 Sedang Down, STY Berharap Suporter Bantu

Dua kandidat yakni Elvis Tabuni dan Simon Alom dianggap bertanggung jawab atas tewasnya puluhan warga. Mereka kemudian ditahan dan diproses hukum oleh Polda Papua. Namun sidang Pengadilan negeri Nabire hanya memvonis mereka beberapa bulan. Setelah bebas, kedua kubu sepakat berdamai.

Perdamaian kedua kubu pun sempat tertunda, dan penyelenggaraannya menghabiskan dana APBD sekitar Rp50 milliar. Setelah perdamaian digelar, tahapan Pemilukada kemudian dilanjutkan.

Pemungutan suara 14 Febuari berlangsung aman, namun 2 hari menjelang pleno penetapan yakni 21 Febuari, sekelompok orang bersenjata menyerang rombongan TNI dan warga sipil di Distrik Sinak. Sebanyak 8 prajurit TNI dan 4 warga sipil tewas dan 3 lainnya luka.

Kapolda Papua Irjen Tito Karnavian menegaskan, peristiwa penyerangan itu terkait Pemilukada. "Analisis kami 70-80 persen itu terkait dengan hasil Pemilukada, dan berniat menggagalkan rapat pleno penetapan pemenang," jelasnya.

Kelompok yang bertanggung jawab adalah Goliat Tabuni, karena dia masih memiliki kekerabatan kepada salah satu kandidat yang kalah. "Dia sudah mengakui, alasannya kerabatnya kalah," kata Kapolda. (eh)

Diejek Tukang Semir Sepatu oleh Nikita Mirzani, Ini Tanggapan Vadel Badjideh
VIVA Militer: Pemimpin Tertinggi Revolusi Iran, Ayatollah Khamenei

Mengenal Sosok Pemimpin Tertinggi Negara Iran, Ternyata Bukan Presiden

Ayatollah Ali Khamenei yang telah memegang jabatan sebagai Pemimpin Tertinggi Iran sejak tahun 1989, adalah sosok yang mengemuka dalam sejarah dan politik negara tersebut

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024