- VIVAnews/Ramond Epu
VIVAnews - Kericuhan terjadi usai Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri (PN) Jambi, Rabu 6 Maret 2013. Hasan bersaksi kasus dugaan korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran (Damkar) Kota Jambi tahun 2004.
Ketika ingin meninggalkan PN Jambi, sekitar 30 orang yang mengaku dari Komunitas Mahasiswa dan Pemuda Anti Korupsi Jambi, melakukan aksi demo di depan pengadilan itu. Bentrok bermula, saat kendaraan yang digunakan Gubernur Jambi keluar dari halaman pengadilan.
Para pendemo mengejar dan memukul kendaraan tersebut. Tak ayal, petugas dan ratusan simpatisan Hasan Basri Agus mengejar para pendemo dan memukul mereka. Dua orang pendemo ditangkap aparat untuk diproses atas terjadi insiden itu.
Akibat kericuhan ini tiga orang pendemo dibawa ke rumah sakit karena mendapatkan luka-luka lebam akibat digebuk dan diinjak petugas keamanan.
Koordinator pendemo, Ade Black membantah mereka menghadang dan mengejar mobil yang ditumpangi gubernur. "Kami hanya pindah tempat, kami mencari tempat teduh bukan niat kami mengejar mobil gubernur," kata Ade yang ditemui di RSUD Raden Mattaher, Jambi.
Dia mengungkapkan, tiga rekannya menjadi korban, yakni Bayu (20), Yaser (22) dan Maya (18). "Ini kami lakukan visum, rencananya kami akan buat laporan ke polisi," katanya.
Sementara itu, Sekda Jambi, Syahrasadin dalam keterangan persnya mengatakan insiden pemukulan ini dikarenakan pendemo berupaya mengejar gubernur. Sehingga menurutnya wajar pihak pengamanan gubernur menghalangi pendemo yang mengejar mobil yang ditumpangi Gubernur Jambi.
"Apa yang dilakukan petugas pengamanan itu sudah sesuai dengan protap," katanya kepada wartawan.
Mengenai upaya pihak pendemo yang ingin melaporkan kejadian kericuhan kepada pihak kepolisian, menurutnya tidak masalah. "Karena pihak pengamanan dalam tugas mengamankan kepala daerah," ujarnya. (eh)
Survei di Atas 50 Persen, Elite Golkar Dorong Ridwan Kamil Maju Pilgub Jabar Ketimbang Jakarta
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan Golkar cenderung mendorong Ridwan Kamil (RK) maju di Pilkada Jawa Barat ketimbang DKI Jakarta.
