CCTV Pemantau Gunung Tangkuban Parahu Tersambar Petir

Gunung Tangkuban Parahu
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra
VIVAnews - Closed-circuit television (CCTV) pemantau kawah Gunung Tangkuban Parahu rusak karena tersambar petir. Akibatnya, Petugas Pos pantau dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) kesulitan melakukan pemantauan aktifitas kawah secara visual.
Gugatan PDIP Diterima PTUN, Gayus Lumbunn: Permononan Kami Layak untuk Diproses

Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Badan Geologi, M Hendrasto mengatakan rusaknya CCTV yang dipasang dekat kawah ratu tersebut memperlambat pemantauan. 
Menko Airlangga Bertemu Menlu Singapura, Optimis Kerja Sama Bilateral Kedua Negara Terjalin Kuat

"Petugas mengandalkan hasil catatan sesmograf dari tremor yang terjadi. Tanpa bisa melihat perubahan dan aktifitas di sekitar kawah," ujar Hendrasto, di Bandung, Kamis 7 Maret 2013.
Maju Pilkada Kalsel 2024, Pasangan Muhidin-Hasnur Kantongi Restu Haji Isam

Ia menuturkan petugas tidak mungkin melakukan pemantauan secara langsung ke Kawah Ratu saat ini. Padahal, kondisi kawah yang terus mengeluarkan gas beracun bisa membahayakan jiwa petugas. Yang paling dikhawatirkan, letusan bisa terjadi kapan saja.

Untuk melakukan pemantauan PVMBG petugas terpaksa menarik CCTV yang selama ini terpasang di Gunung Papandayan. "Kita sudah ambil dan secepatnya CCTV ini dipasang di area sekitar kawah ratu untuk pemantauan visual," jelasnya.

CCTV Papandayan diambil berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya status gunung yang kini cenderung normal. Kemudiann jaraknya tidak terlalu jauh dari Tangkuban Parahu. 

"Kami sedang melakukan upaya percepatan pemasangan. Jika CCTV telah terpasang, maka pemantauan aktivitas Gunung Tangkuban Paruhu bisa dilakukan lebih cermat," katanya.

Hendrasto mengatakan hingga saat ini, belum semua gunung berapi di Indonesia dipasang CCTV. "Baru beberpa gunung berapi saja yang dilengkapi CCTV untuk pemantauan seperti gunung Bromo, Semeru, Ijen, Galunggung, Lokok, Merapi, Papandayan dan Sinabung," tuturnya.

Gunung Tangkuban Parahu meletus sejak Senin hingga Rabu 6 Maret 2013. Namun, tipe letusan bersifat freatik, yakni mengeluarkan abu dan pasir vulkanik dari dalam kawah pusat.

Fenomena letusan freatik yang jarang ditemui di Gunung Tangkuban Parahu ini terekam melalui ponsel milik anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat. Dari rekaman video yang diputar di ruang pertemuan di kantor pusat PVMBG, pria yang akrab disapa Mbah Rono ini memprediksi ketinggian semburan pasir dan abu vulkanik letusan pada Senin lalu mencapai 500 meter dari pusat kawah. 

Sementara pada Rabu pagi, letusan berlangsung sekitar 8 menit dengan ketinggian abu vulkanik sekitar 30 meter di atas lembah maut, Kawah Ratu. Untuk tekanan cenderung ke arah Subang dengan kedalaman tekanan 1.000 meter, lebih dalam dari 2012 kemarin sekitar 300 meter. (sj)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya