Tragedi Gua Seropan, Mahasiswi UGM Itu Pergi Tanpa Pesan

Dian Putri Permata Sari, mahasiswa UGM korban di Gua Seropan
Sumber :
VIVAnews
Hartono Bersaudara, Pemilik Klub Sepak Bola Italia Terkaya
- Tatap mata Widodo (50), seakan tak percaya dengan apa yang dilihat saat memandangi peti jenasah yang berisi Dian Putri Permata Sari (20), anaknya yang menjadi korban tewas di Gua Seropan II, Kecamatan Semanu Kabupaten Gunung Kidul, DIY, Selasa, 19 Maret 2013.

Catherine Wilson Ngaku Malu, Mobil Pemberian Idham Masse Ditarik Pihak Leasing

Dian Putri, Mahasiswa Fakultas Biologi UGM itu ikut dalam kegiatan Pendidikan Latihan Dasar (Diklatsar) Speleologi yang dilaksanakan Himpunan Speleologi Cave Indonesia (HICASPI).
Pengakuan Jujur Shin Tae-yong Usai Ernado Ari Gagalkan Penalti Australia


Air mata Widodo dan istrinya, Endang, terlihat berlinang saat jenazah putrinya tiba. Adik Dian Putri juga tak kuasa menahan tangis karena ditinggalkan kakak perempuan satu-satunya untuk selamanya.

Kesedihan dari wajah Widodo dan istrinya sangat jauh berbeda dengan foto almarhumah Dian Putri yang berada di atas peti jenasahnya. Dalam foto itu Dian terlihat tersenyum lebar dengan mengenakan topi rimba.


Tangisan keluarga dan para teman-teman sesama pecinta alam dari Yogyakarta pecah saat peti jenasah diangkat dan dibawa ke peristirahatan terakhir tak jauh dari rumah duka.


"Saya iklas mas melihat anak saya mendahului saya menuju Sang Khalik. Mungkin ini jalan yang terbaik buat anak saya," kata Widodo sembari menahan tangis, Rabu, 20 Maret 2013.


Menurut Widodo, kepergian anak sulungnya ini memang terjadi tanpa pesan dan pertanda apa-apa. Kepergian Dian Putri untuk mengikuti Diklat memang sudah diijinkan karena sudah menjadi kesukaannya.


"Saya komunikasi terakhir kali hari Selasa (19/3) pagi hari melalui SMS. Anak saya mengatakan tidak bisa mengadiri takziah disalah satu kerabat yang meninggal dunia karena sedang diklat," jelasnya


Ditambahkan Widodo, Dian Putri adalah anak yang kuat dengan pendiriannya. Setiap kemuannya, tidak akan bisa ada yang mencegahnya. Namun, dia konsekuen dengan apa yang dimaunya.


"Wataknya sejak kecil memang keras jika punya kemauan sehingga dari kecil sampai kuliah jika sedang bercanda seperti teman sendiri. Tidak ada lagi jarak antara ayah dan anak," katanya.


Dian kata Widodo menghabiskan masa kecil hingga SMA di Cikampek bersama dengan keluarga. Namun setelah lulus Dian mencoba mendaftar di UGM dan diterima di Fakultas Biologi pada tahun 2010 yang lalu.


"Dian tinggal bersama tantenya yang kebetulan menempati rumah bapak saya di Karangkajen. Ya, ini rumah duka ini yang anak saya tempati bersama tantenya," katanya.


Meski iklas putri sulungnya dipanggil Tuhan, namun kekecewaan mendalam masih dirasakan Widodo dan keluarga mengenai kabar yang diberikan panitia Diklat yang sangat terlambat.


"Kabar meninggal jam 17.00 WIB kemarin. Namun baru mendapatkan kepastian menjelang tengah malam," katanya lagi.


Semetera Edang ibunda Dian Putri, hanya menangis dan tak bicara. Sementara munurut Kukuh, adik Dian Putri, kakaknya itu terakhir kali pulang ke rumah di Cikampek pada liburan semester pada bulan Januari 2013 yang lalu.


"Kakak saya hanya seminggu berlibur di rumah. Setelah itu kembali lagi ke Yogya untuk kuliah," kata Kukuh Geniel.


Selama melanjutkan studi di Yogyakarta, Kukuh mengaku sering berkomunikasi dengan kakaknya melalu telepon, SMS atau bahkan chatting melalui facebook.


"Saya dan ayah saya kalau kamunikasi dengak kakak biasanya mengguakan chatting facebook," ujarnya


Kukuh mengaku sangat sedih dan tak menyangka ditinggalkan kakak satu-satunya begitu cepat. Namun demikian Kukuhpun sadar bahwa ini kehendak Tuhan.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya