AJI Kecam Pembakaran Kantor Media di Palopo

Kerusuhan di Sumbawa
Sumber :
  • Edi Gustan| Mataram
VIVAnews -
Legislator Soroti Daya Beli Gen Z di Jakarta, Bisa Berkontribusi Besar Kendalikan Inflasi
Usai Pemilihan Kepala Daerah Kota Palopo, Sulawesi Selatan, terjadi kerusuhan di Kota Palopo, Minggu siang, 31 Maret 2013. Massa yang diduga kuat dari salah satu calon wali kota membakar sejumlah gedung vital di Kota Palopo.

Cekcok Hebat dan Bergumul di Kamar, Suami Sadis Ini Tega Bunuh Istri Pakai Obeng

Kantor redaksi
9 Menu Buka Puasa Unik dari Berbagai Negara, Bikin Ngiler dan Penasaran!
Palopo Pos dan Fajar Biro Palopo pun tak luput dibakar massa. Akibatnya, lantai satu gedung redaksi tersebut hangus terbakar. Untungnya, sejumlah awak media tersebut sempat menyelamatkan diri.

Peristiwa yang diperkirakan terjadi sekitar pukul 13.00 Wita itu, berawal dari kerumunan ratusan orang massa di Kota Palopo. Tak berselang lama, pihak
Palopo Pos
mendapatkan teror via sms dan telepon yang menyebutkan kantor berita itu akan dibakar.


Mereka kemudian melaporkan aksi teror tersebut ke aparat Kepolisian dan TNI. Namun, semua aparat terkonsentrasi di kantor wali kota.


Tidak lama setelah kepergian karyawan
Palopo Pos
untuk meminta pengamanan, kondisi Kota Palopo sudah rusuh, puluhan massa juga tiba-tiba muncul di depan kantor
Palopo Pos
dan
Fajar
Biro Palopo untuk menyerang serta melempari kantor tersebut.


Mereka tampak membawa tabung gas tiga kilogram, lalu dibakar. Massa juga melempari bom molotov hingga membakar bangunan gedung.


Pada peristiwa itu, salah seorang wartawan sempat terperangkap di dalam gedung. Namun, berhasil menyelamatkan diri. Lantai satu kantor tersebut habis terbakar, sedangkan lantai dua hanya sebagian.


Bagian gedung yang terbakar adalah lantai I, yang ditempati bagian sirkulasi, administrasi, dan keuangan. Sementara itu, redaksi berada di lantai II dan tetap aman.


Pihak redaksi
Palopo Pos
membantah jika media mereka tidak netral dan memihak salah satu pasangan kandidat. Menurut mereka, selama ini, pemberitaan
Palopo Pos
selalu berimbang. Isu itu sengaja dihembuskan provokator.


"Berita harus berimbang"


Atas kejadian ini, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar, mengecam kekerasan dan pembakaran kantor redaksi
Palopo Pos
dan
Fajar
Biro Palopo di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Palopo, Sulawesi Selatan.


AJI Makassar meminta polisi menangkap dan menyidik para pelaku sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Karena, hal ini merupakan tindakan kriminalisasi terhadap dunia pers dan melecehkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, yang melindungi hak wartawan untuk menjalankan pekerjaannya.


"Menganiaya, mengancam, dan merampas alat kerja wartawan adalah tindak pidana, dan polisi harus menangkap serta menyidik para pelaku," ujar Mardiana Rusli, ketua AJI Makassar, dalam keterangan pers yang diterima
VIVAnews
.


Mardiana juga mengingatkan agar jurnalis dan media yang sedang meliput konflik Pilkada Kota Palopo untuk mengedepankan sikap independensi, integritas, dan kejujuran dalam melaporkan fakta.


"Beritakan yang sebenarnya dan porsi yang imbang. Sehingga, publik melihat media tidak berpihak. Dalam keadaan genting dan gawat, jurnalis tidak boleh memanaskan keadaan, sehingga dapat membuat situasi jadi destruktif," katanya.


"Perlindungan dan jaminan keamanan bagi jurnalis menjadi penting, justru karena besarnya potensi sengketa pilkada berlanjut,” tambah Mardiana. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya