- Antara/ Wahyu Putro A
VIVAnews - Ketua Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat, Singgih Budi Prakoso mengakui lembaga pimpinannya itu sedang ditimpa musibah besar saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap hakim Setyabudi Tejocahyono karena diduga menerima suap.
"Saat ini, kita sedang mengalami musibah tsunami besar. Sehingga perlu kita benahi lagi integritas sebagai aparatur penegak hukum," kata Singgih kepada anak buahnya saat serah terima jabatan Wakil Ketua PN Bandung dari Setyabudi kepada pejabat baru, Nurhakim, Selasa 2 April 2013.
Nurhakim diambil sumpah di ruang sidang utama Pengadilan Negeri Bandung dalam acara yang sederhana dan dipimpin langsung oleh Singgih.
Dalam acara itu, Singgih menekankan pentingnya pengawasan terhadap seluruh hakim dan integritas hakim. Ironisnya, tugas pokok pengawasan ini merupakan kewenangan wakil ketua yang sebelumnya dijabat Setyabudi.
"Secara struktural melakukan pengawasan terhadap kinerja seluruh unit di kantor PN ini, di samping tugas pokok sebagai hakim, wakil kepala PN juga harus melakukan pengawasan secara administratif," papar Singgih.
Sementara itu, Humas PN Bandung Joko Indiarto mengungkapkan, surat keputusan pengangkatan Nurhakim menggantikan Setyabudi sudah terbit, sebulan lalu. "Sebenarnya tidak secara sengaja menggantikan Pak Setyabudi yang ditangkap KPK dua pekan lalu," kata Joko.
Sedianya, Setyabudi dipromosikan menjadi hakim tinggi di Pengadilan Tinggi Padang, Sumatera Barat. Jumat 22 Maret 2013.
Saat ditanya jejak rekam Nurhakim, Joko tidak membeberkan terlalu banyak. " Dia baik. Sekitar 11 bulan lalu, memang hakim definitif juga di sini di PN Bandung. Dan sebelumnya Nurhakim menjabat Wakil Ketua PN di Sulawesi Selatan," jelasnya. (sj)
10 Tips Mencegah Aksi Kekerasan Antar Siswa di Sekolah
Untuk mencegah terjadinya aksi kekerasan di lingkungan sekolah, berikut adalah beberapa tips yang dapat diikuti oleh guru, orang tua, dan siswa:
