Sumber :
- kabar siang-tvOne
VIVAnews
– Mantan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IV Diponegoro, Mayor Jenderal Hardiono Saroso, yang dimutasi dari jabatannya, usai pengungkapan kasus penyerangan ke Lembaga Pemasyarakatan Cebongan di Sleman DIY, kini sudah berkantor di Markas Besar (Mabes) TNI Angkatan Darat, Jakarta.
“Saya sejak kemarin di sini. Saya tanggung jawab (soal Cebongan). Semua yang terjadi itu tanggung jawab saya,” kata Mayjen Hardiono di Mabes TNI AD, Jakarta, Selasa 9 April 2013. Hardiono menjabat sebagai Pangdam Diponegoro hanya sekitar 9 bulan.
Baca Juga :
Turis China Tewas Usai Jatuh ke Jurang Ijen, Menpar Ingatkan Pengunjung Untuk Patuhi Aturan
“Saya sejak kemarin di sini. Saya tanggung jawab (soal Cebongan). Semua yang terjadi itu tanggung jawab saya,” kata Mayjen Hardiono di Mabes TNI AD, Jakarta, Selasa 9 April 2013. Hardiono menjabat sebagai Pangdam Diponegoro hanya sekitar 9 bulan.
Namun menurut Hardiono, masa jabatan itu tak singkat baginya. “Jabatan saya sebelumnya singkat-singkat, hanya 7 bulan. Jadi masa jabatan 9 bulan yang terakhir itu agak lama,” katanya. Saat ini Hardiono dimutasi menjadi staf Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Pramono Edhie Wibowo.
“Saya sekarang bantu-bantu Pak KSAD,” kata Hardiono. Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigadir Jenderal TNI Rukman Ahmad, mengatakan mutasi Mayjen Hardiono ini dilakukan sebagai pertanggungjawaban yang bersangkutan selaku Pangdam IV Diponegoro terkait pernyataan awalnya yang menyebut tidak ada anggota TNI yang terlibat dalam penyerangan Lapas Cebongan.
“Pernyataan beliau yang menyatakan tidak ada anggota TNI yang terlibat, saat itu karena belum berkoordinasi dengan bawahannya. Itu merupakan tanggung jawab beliau,” kata Rukman Ahmad.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Namun menurut Hardiono, masa jabatan itu tak singkat baginya. “Jabatan saya sebelumnya singkat-singkat, hanya 7 bulan. Jadi masa jabatan 9 bulan yang terakhir itu agak lama,” katanya. Saat ini Hardiono dimutasi menjadi staf Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Pramono Edhie Wibowo.