- VIVAnews/Rohimat Nurbaya
VIVAnews - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menilai PT Ghalia Printing sebagai pemenang tender tidak bisa begitu saja mengaku kewalahan dalam mengerjakan proyek cetak naskah Ujian Nasional (UN). Akibat keterlambatan perusahaan percetakan itu, 11 sekolah setingkat SMA terpaksa menunda UN.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh menegaskan, pemenang tender sudah melalui proses seleksi yang sangat ketat. Pemenang, imbuhnya, dinilai pula dari dari pengalaman, sistem yang dia mililki, hingga kemampuan teknik dalam mengerjakan proyek.
"Jadi ini adalah mekanisme tender terbuka. Siapa saja boleh ikut, asal memenuhi persyaratan-persyaratan. Kalau sudah menyatakan sanggup, jangan bilang kewalahan dong," tegas M Nuh saat meninjau UN di sekolah tunarungu Santi Rama, Jakarta, Senin 15 April 2013.
Disampaikan M Nuh, pemenang tender dinilai oleh tim panitia lelang menggunakan beberapa kriteria, termasuk soal rupiah. Sebetulnya, kata Muh, Kemendinas bisa saja ambil langkah praktis dengan meminta percetakan nasional menggarap proyek cetak soal ujian dan jawaban UN.
Namun, aturan melarang langkah yang dia sebut praktis itu. Kemendiknas pun harus menggelar lelang. "Ini harus tender terbuka. Tapi kalau diizinkan sesuai aturan boleh menunjuk itu, saya enak," ujar M Nuh.
Sebelumnya, kepada sekolah yang ada 11 provinsi karena terpaksa menunda UN. Kesebelas provinsi yang pelaksanaan ujiannya diundur adalah Sulawesi Selatan, Bali, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah. (ren)
Tabrak dan Hendak Rampas Mobil, 6 Debt Collector Sadis Ditangkap Polres Labusel
Satuan Reserse Kriminal Polres Labuhanbatu Selatan (Labusel), berhasil menangkap 6 debt colector sadis, yang hendak mengambil mobil korban dengan cara ditabrak.
