Puluhan Pelajar Yogya Tak Ikuti Ujian Nasional

Ujian Nasional 2013
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAlife - Sebanyak 25 Pelajar tingkat SMA, MA, dan SMK, di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak mengikuti Ujian Nasional (UN) hari pertama mata pelajaran bahasa Indonesia.

PDIP Minta Penetapan Prabowo Ditunda karena Gugatan di PTUN, KPU Tegaskan Ini

Hal ini diungkapkan oleh Subiyanto, Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul. Ia mengatakan jumlah peserta UN sebanyak 7274 siswa. Sebanyak 25 lima siswa yang tidak mengikuti ujian yang terdiri siswa dari SMK sebanyak 19 siswa dan jenjang SMA sebanyak 6 siswa.

"Peserta yang tidak ikut ujian hari pertama ini sebagian besar merupakan siswa yang tidak lulus pada UN tahun ajaran 2011/2012," katanya, Senin 15 April 2013.

Menurut dia, peserta ujian tahun lalu yang tidak lulus diberikan kesempatan mengulang ditahun 2013 ini. Namun, sebagian besar memilih kejar paket C tahun lalu. "Mungkin lebih memilih untuk langsung melanjutkan ke perguruan tinggi atau langsung bekerja," ungkap Subiyanto.

Meski demikian, pelaksanaan ujian berlangsung lancar tanpa kendala. Baik distribusi soal maupun jenis soal, dan ujian dimulai tepat pukul 07:30 WIB.
"Kami bersyukur bisa berjalan lancar, dan di posko pengaduan tidak ada laporan masuk," kata Subiyanto.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, SMA 2 Wonosari, Siti Zumrotul Arifah, mengungkapkan pelaksanaan ujian hari pertama di sekolahnya berjalan lancar. Sebanyak 188 siswa semuanya hadir. Seluruh soal bisa terbaca dengan jelas.
“Tidak ada masalah. Semua berjalan dengan lancar, anak-anak tidak ada yang mengeluh,” ungkapnya.

Jumlah siswa DIY yang mengikuti UN tingkat SMA sebanyak 46.587 siswa . Ujian Nasional tingkat SMA digelar hingga Kamis (19/4) mendatang. Siswa yang mengikuti UN ini terdiri atas 19.899 siswa SMA/MA, 24.666 siswa tingkat SMK, 24 siswa SMA Luar Biasa (SMALB) dan 1.991 siswa Paket C serta 7 siswa Paket Kejuruan (CK).

Soal Ujian Nasional (UN) di DIY setelah dikerjakan akan ditarik lagi ke Kabupaten/Kota untuk disimpan. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi agar soal tersebut tidak bocor ke daerah lain, karena masih ada 11 provinsi yang belum menggelar UN tingkat SMA. Kebijakan tersebut ditempuh setelah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengirimkan surat terkait hal itu, Ahad (14/4) malam, kemarin.

"Suratnya baru kami terima Minggu malam, sehingga langsung kami koordinasikan dengan koordinator pengawas UN," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY, Kadarmanto Baskoro Aji.

Pihak Dikpora langsung mengkomunikasikan hal itu ke kelompok kerja (Pokja). Meski belum semua Pokja diberitahukan, namun Senin ini semua Pokja dan Dinas Pendidikan  Kabupaten/Kota di DIY akan dikirimi surat.

"Tahun lalu soal UN setelah dikerjakan langsung disimpan pihak sekolah. Namun, tahun ini soal tersebut harus dikirim ke Pokja dan disimpan di Pokja bukan sekolah. Ini dilakukan agar pengamanan soal tersebut lebih tersentral. Soal baru boleh diberikan lagi ke sekolah setelah satu bulan disimpan di Pokja tersebut," kata Kadarmanto.

Ilustrasi biji Kopi.

6 Makanan yang Sebaiknya Dihindari saat Menikmati Secangkir Kopi

Bagi banyak orang, kopi adalah minuman wajib untuk memulai hari. Rasanya yang khas dan efek kafeinnya dapat membantu meningkatkan fokus dan kewaspadaan.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024