Sekelompok Pemuda Serang Dua Anggota TNI di Yogya

Foto almarhum Serha Heru Santosa dibawa long march.
Sumber :
  • VIVAnews/Fajar Sodiq

VIVAnews – Kekerasan di Daerah Istimewa Yogyakarta kembali terjadi. Kapolda DIY Brigjen Pol Haka Astana membenarkan penyerangan oleh sekelompok pemuda terhadap dua anggota Batalyon Infanteri (Yonif) 403/Wirasada Pratista, Minggu 5 Mei 2013.

“Kepolisian masih melakukan penyelidikan. Polisi masih mengejar beberapa pelaku yang masih buron,” kata Haka Astana, Senin 6 Mei 2013. Berdasarkan informasi yang dihimpun polisi, kejadian bermula ketika dua prajurit TNI Yonif 403 yang tak berseragam, Praka Lermatan dan Praka Silvester, sedang berbelanja di toko swalayan kawasan Seturan, Depok, Sleman, siang kemarin.

Saat berada di toko tersebut, kasir bertengkar dengan sekelompok pemuda. Para pemuda yang berbuat onar itu tak mau membayar sesuai dengan jumlah belanjaan mereka. Alasannya uang mereka kurang, padahal semua barang itu diperlukan.

Praka Lermatan dan Praka Silvester kemudian menegur para pemuda yang tak mau membayar penuh belanjaannya itu. Kelompok pemuda itu lantas keluar dari toko. Namun tidak sampai sepuluh menit kemudian, kelompok pemuda itu kembali masuk ke dalam toko sambil membawa potongan kayu, batu, dan senjata tajam.

Empat pemuda langsung menyerang dua tentara tersebut. Meski sempat membela diri, kedua anggota Yonif 403/Wirasada Pratista itu akhirnya tersungkur. Praka Lermatan mengalami luka di jari tangan kanan akibat libasan senjata tajam, sehingga ia harus mendapat tujuh jahitan. Ia juga memar di pipi dan hidung. Sementara Praka Silvester lecet-lecet di bagian tangan.

Empat pelaku penganiayaan langung kabur. Polisi saat ini sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengambil rekaman CCTV di toko swalayan itu untuk penyelidikan lebih lanjut.

Menurut polisi, dua orang yang diduga sebagai pelaku penganiayaan yakni  Frans dan Vinc, berhasil ditangkap tim Polres Sleman di sebuah asrama mahasiswa di kawasan Depok, Sleman. Keduanya kini diinterogasi intensif di Polres Sleman. Sementara dua pelaku lainnya belum tertangkap dan masih diburu.

Tak ada sweeping

Kapolda DIY membantah rumor adanya sweeping terhadap warga dari wilayah tertentu yang tinggal di Yogya usai peristiwa pengeroyokan dua anggota TNI AD itu. “Tidak benar ada sweeping,” kata Haka Astana.

Dia menegaskan bahwa isu sweeping pertama kali muncul di jejaring sosial dan diunggah oleh orang yang tidak bertanggungjawab. “Seharusnya pengunggah isu memikirkan dampaknya. Lebih baik dia ikut menjaga suasana (Yogya) agar tetap kondusif,” ujar Haka.

Apalagi, kata dia, penyebar rumor di media sosial juga telah salah menyebut kelompok pelaku aksi itu. “Pengunggah di sosial media menyebut oknum NTT membacok TNI, kemudian semua anggota Yonif 403 melakukan sweeping. Padahal itu tak benar,” kata Haka. Jadi dia jelas salah sebut kelompok pelaku aksi itu. Saat ini polisi sedang berkordinasi demi mengungkap kasus ini.



Baca juga:

Buntut Kasus Pembangunan Masjid oleh Daud Kim, Federasi Muslim Korea Ingatkan Hal Ini
Daud Kim

4 Kejanggalan Pembangunan Masjid yang Diinisiasi Daud Kim, Ternyata Tanahnya Belum Hak Milik ?

Daud Kim mengajak semua umat muslim di berbagai dunia untuk membantunya mewujudkan mimpi pembangunan masjid di Incheon Korea.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024