- VIVAnews/Zahrul Darmawan
VIVAnews - Politisi Partai Keadilan Sejahtera, Nasri Djamil menganggap Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penghinaan gara-gara dikawal personel Brimob saat menyita enam mobil mewah milik mantan presiden PKS, Lutfhi Hasan Ishaaq, dari kantor DPP PKS.
"Membawa Brimob dengan senjata lengkap mengesankan PKS itu seperti sarang teroris," kata Nasir, Rabu 15 Mei 2013.
Menurut dia, KPK hanya membuat heboh saja ketimbang ingin menjadi lembaga yang hebat. Adegan-adegan hukum yang dipraktikkan KPK kepada PKS itu, katanya mirip siaran infotainment di televisi.
Partainya, kata Nasir, masih akan mempelajari motif yang melatarbelakangi KPK membawa Brimob ke kantor PKS. Apakah karena takut atau ingin memojokkan PKS di mata publik.
"Sebab jangan sampai kewenangan yang dimiliki KPK dilaksanakan sesuai selera para penyidik di KPK," ujar dia.
Setelah gagal mengeksekusi enam mobil mewah milik Lutfhi karena penolakan DPP PKS pada 6 Mei 2013 lalu, KPK akhirnya berhasil membawa enam mobil tersebut hari ini. Dalam proses eksekusi yang dilakukan sejak pukul 11.00 WIB, penyidik KPK yang datang dengan 10 mobil tampak dikawal sejumlah personel Brimob. Proses eksekusi berlangsung selama tiga jam. KPK juga sempat memeriksa berkas di ruang bendahara DPP partai yang ada di lantai 3.