Kematian Akibat Penolakan Rumah Sakit Masih Tinggi

RSUD Tarakan Jakarta
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Ketua Komisi IX Bidang Kesehatan DPR, Ribka Tjiptaning, mengaku heran dengan sikap 16 rumah sakit swasta di Jakarta yang memilih mundur sebagai pelayan dalam program Kartu Jakarta Sehat (KJS). Biaya premi Rp23 ribu dianggap murah dan membuat rumah sakit merugi.

"Dokter itu melayani, sumpah dokter itu mengutamakan perikemanusiaan, tidak melihat perbedaan latar belakang, ras, agama, politik, dan sosial ekonomi. Kalau persoalannya cuma misalnya uang premi dan lainnya, bisa dibicarakan, tapi jangan karena gara-gara itu," kata Ribka di Gedung DPR, Selasa, 21 Mei 2013.

Menurut Ribka, rumah sakit, jika menolak pasien telah melanggar UU 1945, UU Kesehatan dan UU Rumah Sakit. Dalam UU Kesehatan ada pasal yang sangat progresif revolusioner, rumah sakit tidak boleh menolak dan pasien tidak boleh diminta uang di depan.

"UU RS ada pasal bahwa RSUD tidak boleh menjadi sumber PAD. Kalau ada rumah sakit yang menolak KJS, itu melanggar tiga UU dan bisa dituntut," katanya.

Menurutnya, penyebab kematian yang paling tampak saat ini adalah akibat penolakan rumah sakit, di samping karena rokok. "Orang datang-datang ditanya duit, dan dimainkan," ujar dia.

Saat ini, jumlah tempat tidur di rumah sakit di Indonesia 164 ribu dari 237 juta jiwa. Dari data terakhir di Indonesia itu ada 124 ribu kelas tiga. Padahal saat ini dibutuhkan sekitar 237 ribu tempat tidur.  "Penolakan rakyat miskin itu nomor satu penyebab kematian," katanya.

Sebab, kesehatan yang semula orientasinya sosial, sudah bergeser jadi komersial karena pengaruh kapitalisme dan globalisasi. "Itu namanya neoliberalisme masuk di bidang kesehatan, bahaya."

Chandrika Chika Ditangkap karena Kasus Narkoba, Netizen: Udah Benar Joget Papi Chulo Aja

Terkait masalah ini, kemarin, Senin 20 Mei 2013, ratusan dokter yang tergabung dalam Dokter Indonesia Bersatu menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Senin 20 Mei. Para dokter itu mengaku ingin , termasuk Kartu Jakarta Sehat.

Menurut Koordinator Demo Dokter Yosi Asmara yang sekaligus Dokter Spesuialis Anastesi di RSUD Tarakan, menyebutkan bahwa unjuk rasa dokter tidak bermaksud untuk menolak Kartu Jakarta Sehat yang selama ini menjadi andalan
Yosi mengatakan, kurang baiknya sistem kesehatan dari pemerintah lalu yang menjadi kambing hitam adalah dokter dan rumah sakit. Pasalnya yang menjadi ujung tombak terdepan dalam masalah kesehatan adalah dokter.

"Gara-gara sistem yang kurang baik, dokter yang pertama menjadi korban. Lalu kedua adalah rumah sakit.  Gara-gara sistem yang buruk jangan sampai kita yang terjepit terus," ujar Yosi.


Prabowo Dapat Ucapan Selamat dari Menlu Singapura Atas Kemenangan di Pilpres 2024
Ilustrasi mengemudi di malam hari

Geger Seorang Wanita Dilarang Naik Kendaraan Online Gegara Bernama Ini

Seorang wanita mengalami larangan menggunakan layanan Uber hanya karena memiliki nama Swastika Chandra. Ini membuatnya terkejut. Hal ini karena sentimen terhadap NAZI.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024