Anggota DPR: Ada Penurunan Kualitas Pendidikan

Menggunakan Pakain Adat Saat Pengumuman Kelulusa UN
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Anggota Komisi X Bidang Pendidikan, Zul Fadli, menilai, jika dilihat dari hasil kelulusannya, lebih kecil dari tahun lalu. Berarti, tidak ada peningkatan mutu di pendidikan.
1,2 Juta Kendaraan Sudah Kembali ke Jabotabek

Apalagi, kata dia, jika dilihat dari nilai rata-rata murni Ujian Nasional SMA hanya mencapai 6,35, jauh lebih rendah dari tahun lalu, yaitu 7,57.
Tim Hukum Anies-Cak Imin Optimis Gugatan Soal Hasil Pilpres 2024 di MK Bisa Dikabulkan

"Berarti ada penurunan kualitas pendidikan," ujar Zul Fadli, Jumat 24 Mei 2013. Bahkan, tragisnya, terdapat 24 sekolah yang 100 persen siswanya tidak lulus ujian.
Kubu Prabowo Sindir Megawati Tak Tepat Jadi Amicus Curiae di Sidang MK: Dia Pihak Berperkara

Untuk itu, kata dia, Kemendikbud harus segera evaluasi hasil UN secara komprehensif dan melakukan intervensi kebijakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan menengah.

Berbeda dengan Anggota Komisi X lainnya, Dedi Gumelar, mempertanyakan kelulusan ujian nasional kali ini. Meskipun, 99 persen siswa SMA lulus ujian.

"Apa benar SMA 6, SMA 70, SMA 3, SMA 8 Jakarta sama dengan SMA di Sorong Papua. Nilai 8 dan 9 mereka di Jakarta, apa sama dengan nilai 8 atau 9 anak SMA di Papua. Apakah secara kualitatif sama. Ini yang jadi persoalan," kata Dedy.

Menurutnya, tujuan pendidikan tidak hanya meluluskan anak didik saja, tapi juga membangun watak dan karakter. Dalam watak anak, selain cerdas, ada kejujuran.

"Saya tidak percaya kelulusan itu murni 99 persen dalam konteks kualitatif. Bahwa betul-betul mereka murni, jujur, bisa lulus 99 persen, Saya tidak percaya," kata dia.

Lalu apa yang mendasari ketidakpercayaannya?
"Ya, sejak awal saja sudah tidak jujur pelaksanaannya. Guru banyak yang nangis ke kita, tertekan kepsek, kepsek nangis karen ditekan kepala dinas, kepala dinas cerita kalau ditekan oleh atasan," kata dia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya