Ilmuwan Selamatkan Habitat Katak Beracun

VIVAnews - Kerusakan lingkungan dan pembangunan telah memusnahkan habitat makhluk hidup. Katak beracun yang memiliki habitat di Kolumbia, Amerika Selatan pun mengalami hal itu.

Namun para ilmuwan di Inggris bekerja sama dengan organisasi lingkungan hidup Deep Sea World berhasil mengembangbiakkan katak beracun yang hampir punah itu.

"Katak tersebut semakin berkurang jumlahnya karena habitatnya sudah banyak yang rusak. Untuk mencegahnya dari kepunahan kami berusaha mengembangbiakkannya dan berhasil," kata Michael Morris, dari Deep Sea World.

Katak beracun berjenis golden arrow ini tubuhnya berwarna hitam dan di ujung kepalanya berwarna kuning keemasan. Katak beracun ini bisa membunuh 200 orang sekaligus dengan racun yang dikeluarkan dari kulitnya.

Binatang amfibi seperti katak yang memiliki warna-warna cerah seperti kuning, merah, atau biru biasanya memiliki bisa racun yang sangat tinggi. Racun tersebut sering digunakan oleh suku asli Amerika Selatan untuk berburu atau berperang dengan ditempelkan di ujung anak panahnya.

Para peneliti yakin bahwa katak tersebut memproduksi racun kimianya dengan cara mengambil racun dari mangsa-mangsanya seperti serangga dan semut.

Katak beracun ini dikembangbiakan di Fife Aquarium, Inggris. Para peneliti berhasil mengembangbiakan sembilan katak beracun.

Saat ini ada 70 jenis katak beracun di hutan hujan Amerika Selatan dan Tengah. Keberadaan kata tersebut semakin lama semakin berkurang karena hutan tempat tinggalnya sudah banyak yang rusak.

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi
Mahfud MD

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Mahfud MD, buka-bukaan mengenai langkah politik dia selanjutnya, usai pelaksanaan dari Pilpres 2024. Mengingat mantan Menkopolhukam RI tersebut bukan kader partai politik

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024