Titik Api Berkurang, Kabut Asap Masih Selimuti Riau

Riau diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/FB Anggoro

VIVAnews - Kabut asap masih menyelimuti sejumlah daerah di Provinsi Riau, termasuk Ibu Kota Pekanbaru, walau titik api (hot spot) mulai berkurang. Situasi ini dikeluhkan banyak warga karena mengancam kesehatan mereka.

"Aksi serius pemerintah belum terlihat mengatasi kabut asap, masih sebatas memantau saja," keluh Mila, warga permuhan jalan Uka, Pekanbaru yang kawasan perumahannya masih dilanda asap akibat kebakaran hutan.

Sementara menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, hari ini titik api di pulau Sumatera jauh berkurang bila dibanding beberapa hari sebelumnya.

"Meski belum ada hujan, tapi titik api tiga hari belakangan menunjukkan trend berkurang," ujar analis BMKG Pekanbaru, Yudhistira, kepada VIVAnews Sabtu 22 Juni 2013.

Menurut dia, hari ini jumlah titik api di Sumatera tinggal 21 lokasi. Dari jumlah tersebut, 13 titik berada di Riau. Saat ini kondisi cuaca di Riau sendiri sudah memasuki musim kemarau. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga Agustus.

Guna menangani bencana asap yang juga melanda Singapura dan Malaysia, Pemerintah telah menurunkan hujan buatan sejak Jumat kemarin. BNPB mengerahkan 4 pesawat CASA 2012 milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), 2 pesawat CASA TNI AU, dan 1 pesawat Hercules C 130.

Untuk pemboman air (water bombing), BNPB menggunakan 3 helikopter. Satu ton garam disebarkan guna membantu proses pemadaman.

Sementara Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), menilai pemerintah tidak serius menangani kasus kebakaran hutan yang terus berulang. Titik api kebakaran hutan di Riau terjadi di dalam wilayah konsesi hutan tanaman industri (HTI) dan perkebunan. Sebagian besar perusahaan pemegang HTI itu bermarkas di Singapura.

Kebakaran hutan di luar konsesi tidak tertutup juga merupakan modus operandi pihak tertentu yang menginginkan lahan menjadi kritis sehingga izin pelepasan kawasan hutan atau konsesi menjadi lebih cepat.

"Pemerintah harus melakukan upaya bilateral secara serius untuk evaluasi terhadap investasi terhadap sektor perkebunan, pertambangan, dan Hutan Tanaman Industri (HTI)," kata aktivis Walhi, Zenzi Suhadi.

Ada Apa di Kota Isfahan Iran yang Baru Saja Diserang Israel?

Pemodal Asing

Berdasarkan rekaman satelit pemantau cuaca dan pendeteksi panas bumi (NOAA) milik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisik (BMKG) Riau, wilayah yang terbakar diduga adalah perkebunan milik pemodal asing.

Di antaranya PT Langgam Inti Hibrida, yang berada di kawasan Desa Sering, Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, yang merupakan milik Malaysia. Titik panas lain berada di perkembunan milik PT Bumi Reksa Nusa Sejati yang berada di Desa Simpang Kareman, Kecamatan Pelagiran, Kabupaten Indragiri Hilir.

Lahan lainnya yang terbakar adalah milik PT Tunggal Mitra Platation, PT Abdi Platation, PT Jati Jaya Perkasa, PT Udaya Loh Dinawi dan PT Mustiak Agro Lestari. Semua lahan tersebut milik perusahaan dengan modal asing dari Malaysia. (ren)

Ngeri Peringatan Terbaru Iran kepada Israel, Mulai Sebut Nuklir
PO Bus Borlindo

Sopir Bus yang Ajak Makan 30 Penumpang di Rumah Mertuanya saat Lebaran dapat Rp100 Juta

Sopir bus bernama Satir Tajuddin sempat viral karena mengajak seluruh penumpang makan di rumah mertuanya saat hari lebaran. Kini, Satir dikabarkan mendapat banyak donasi.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024