Ini Tindakan SBY untuk Pengungsi Syiah Sampang

Menko Polhukam Djoko Suyanto
Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu
VIVAnews
Timur Tengah Memanas, Australia Peringatkan Warganya Segera Tinggalkan Israel
- Pemerintah akan mengupayakan upaya rekonsiliasi agar warga Syiah di Sampang, Madura, dapat kembali ke kampung halamannya. Kedua kelompok yang berselisih paham terkait ajaran Syiah di Sampang akan dipertemukan dan dicarikan solusinya agar dapat berdamai.

Program Beasiswa Kuliah S1 di Jepang, Bebas Biaya dan Dapat Uang Saku Rp12 Juta Perbulan

Usai sidang kabinet terbatas di Istana Negara, Senin 15 Juli 2013, Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan, upaya mengungsikan warga Syiah Sampang ke rusun bersifat sementara hingga proses rekonsiliasi selesai. "Proses rekonsiliasi mempertemukan kelompok sengketa yang berada di rusunawa ataupun di Sampang. Proses rekonsiliasi sedang berjalan," ujar Djoko.
Pentingnya Mencintai Diri: Melawan Depresi dan Maraknya Percobaan Bunuh Diri


Ia menuturkan, Pemda Jatim telah menunjuk rektor IAIN Sunan Ampel sebagai mediator perdamaian. Selain itu, pemerintah juga berusaha mencari upaya-upaya baru sehingga pertemuan penduduk yang berada di rusun dan Sampang bisa dilakukan dengan baik.


"Ada dua opsi yang ditawarkan apabila proses pertemuan kedua kelompok bisa berjalan baik, mereka bisa kembali ke tempat asal dengan catatan resistensi sudah berubah. Kalau tidak di situ, apakah lokasi lain di sekitar Madura bisa. Ini digodok tim dan pemda," kata Djoko.


Pertemuan kelompok yang bersengketa itu, kata Djoko, untuk mencari alternatif solusi perdamaian. Setelah rekonsiliasi, akan ada nota kesepakatan bersama. "Pasti ada penataan kembali baik infrastruktur, syukur kalau bisa kembali ke tempat asal, kalau tidak cari alternatif lain," ujar dia.


Namun, menurut Djoko, ada syarat yang harus terpenuhi jika warga Syiah kembali kembali ke kampung halamannya. Yakni, lingkungan dan keamanan harus mendukung. "Tidak ada tenggat waktu karena ini masalah sosial, rasa, kepercayaan dan lain-lain," tuturnya.


Saat ini sebanyak 235 jiwa atau 69 Kepala Keluarga Syiah Sampang diungsikan ke rumah susun Puspa Agro di Sidoarjo, Jawa Timur, karena mereka diusir dari kampung halamannya. Solusi dari pemerintah baru datang setelah konflik Suku, Agama, Ras dan Antargolongan ini terjadi kurang lebih selama satu tahun.


Padahal, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya telah diakui dunia sebagai negarawan saat menerima penghargaan World Statesman Award di New York, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu. Namun, sejumlah peristiwa intoleransi beragama masih mewarnai Indonesia. (adi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya