Alquran Kuno Berusia 300 Tahun, Jejak Islam di Garut

Alquran berusia 300 tahun di Desa Cangkuang, Garut.
Sumber :
  • VIVAnews/ Diki Hidayat

VIVAnews - Jejak peninggalan penyebaran Islam di Garut, Jawa Barat, masih ada sampai hari ini. Sebuah kitab suci Alquran yang berusia lebih dari 300 tahun masih tersimpan baik di Museum Situ Cangkuang, Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Alquran ini terbuat dari kulit kayu saeh itu memang terlihat sudah usang dan mengalami kerusakan akibat lapuk dimakan usia. Tapi, masih bisa dibaca dengan jelas.

Menurut juru pemelihara Museum Cangkuang, Zaki Munawar, Alquran itu memiliki ukuran panjang 33 cm dan lebar 24 cm. Selain Alquran, ada juga kitab ilmu fiqih berukuran panjang 26 cm dan lebar 18,5 cm dan naskah khutbah Jumat yang memiliki panjang hingga 1,76 meter dan lebar 23 cm.

Angger Dimas Ungkap Alasan Sang Ibunda Dimakamkan Dekat Makam Dante

Naskah khutbah itu terbuat dari kulit kambing. Seluruh isi kitab ditulis dengan menggunakan tinta yang terbuat dari beras ketan yang dicampur arang lampu tempel tradisional dan dari getah buah manggis.

"Kitab-kitab suci kuno ini memang masih terlihat utuh walaupun sebagian sudah mengalami kerusakan akibat dimakan usia, karena seluruh benda bersejarah tersebut dibuat pada abad ke 17," katanya, Jumat 19 JuliĀ  2013.

Diceritakan Zaki, kitab-kitab suci kuno di Museum Cangkuang merupakan peninggalan dari Arif Muhammad, pimpinan pasukan Keraton Mataram yang menyerbu tentara VOC di Batavia. Karena mengalami kekalahan, pasukan penjuang lari ke daerah Garut kemudian membangun bendungan atau Situ Cangkuang.

Di bagian tengah bendungan terdapat pulau kecil yang dijadikan tempat tinggal dan penyebaran agama Islam. Tempat itu dikenal dengan nama Kampung Pulo. Kita harus naik rakit sejauh 400 meter untuk sampai ke lokasi.

Keberadaan kitab suci kuno ini memang menjadi daya tarik tersendiri bagi museum Cangkuang. Ada saja masyarakat yang datang untuk mempelajari sejarah Islam di Garut atau sekadar melihat-lihat kitab suci itu.

"Museum Cangkuang memang tidak banyak pengunjungnya. Paling yang datang para mahasiswa asing yang mempelajari bahan-bahan pembuat Alquran," katanya.

Untuk masuk kawasan obyek wisata Situ Cangkuang, para pengunjung dipatok tarif Rp5 ribu dan Rp3 ribu untuk anak-anak. Selanjutnya, agar bisa sampai ke Kampung Pulo dan Candi Cangkuang, pengunjung harus menyewa rakit dengan tarif sewa Rp80 ribu untuk pulang pergi. (umi)

Prabowo: Tuduhan Prabowo-Gibran Menang Curang Lewat Bansos Sangat Kejam
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia / MKRI

MK Pastikan Tak Ada Deadlock Putuskan Perkara Sengketa Pilpres

Mahkamah Konstitusi (MK) memastikan tak ada deadlock dalam pengambilan keputusan sengketa Perselisihan Pemilihan Umum (PHPU).

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024