Ratusan Orang Peringati 1.000 Hari Wafatnya Mbah Maridjan

Mbah Maridjan sehari sebelum wafat, 25 Oktober 2010
Sumber :
  • Antara/ Regina Safri
VIVAnews
Otorita IKN Dukung Pengembangan Ekosistem Startup di IKN
- Jumat 19 Juli 2013 ini tepat 1.000 harinya Mbah Maridjan menghadap Sang Khalik. Warga Kinahrejo yang berada sekitar 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi menggelar doa bersama untuk almarhum Mbah Maridjan yang diangkat oleh Sri Sultan HB IX sebagai jurukunci Gunung Merapi, yang tetap setia menunggu gunung teraktif di dunia itu meletus hingga awan panas menerjang dirinya saat sedang berdoa.

29 Pati TNI Naik Pangkat Satu Tingkat Lebih Tinggi, Ini Daftar Namanya

Di lokasi ini pula tetangga Mbah Maridjan juga ikut menjadi korban ganasnya
Kronologi Pengeroyokan 4 Pria di Depan Polres Jakpus yang Dipicu Pemukulan Terhadap Anggota TNI
wedus gembel (awan panas) yang dimuntahkan dari kawah gunung tak terkecuali juga Redaktur
VIVAnews
Yuniawan (Wawan) dan relawan PMI Bantul Tutur yang ditemukan dalam kondisi meninggal oleh Tim Relawan.


Bertepatan dengan 1.000 harinya Mbah Maridjan warga Kinahrejo menggelar doa bersama untuk almarhum yang kini masih terus menjadi tokoh iklan produk minuman suplemen itu. Pengusaha produk tersebut, Irwan Wijaya, Presiden Direktur PT Sido Muncul, menyempatkan hadir dalam peringatan ini.


Irwan berjanji meski Mbah Maridjan sudah meninggal namun sosok Mbah Marijdan yang baik dan tidak tergiur dengan harta akan tetap dapat dilihat di televisi untuk promosi produk dari Sido Muncul. "Sepuluh tahun hingga dua puluh tahun ke depan kita masih akan melihat sosok Mbah Maridjan di televisi untuk menjadi bintang iklan," katanya di Kinahrejo, Kabupaten Sleman, DIY, Jumat 19 Juli 2013.


Irwan menegaskan sosok Mbah Maridjan yang sederhana patut terus diteladani. Sementara munculnya sosok Mbah Maridjan dalam iklan karena tanggung jawab masih ada keluarga yang ditinggalkan almarhum yang membutuhkan biaya untuk hidup. "Kami juga membantu keluarga Mbah Maridjan meski Mbah Maridjan sudah meninggal."


Asih, putra Almarum Mbah Maridjan, mengaku sangat berterimakasih atas kepercayaan menggunakan sosok ayahnya untuk masih eksis menjadi bintang iklan meski beliau telah wafat. "Kalau melihat iklan itu seakan-akan Bapak kami hadir kembali."


Teringat Wawan


Agus Wiyarto, kerabat dekat Almarhum Mbah Maridjan, yang juga mengantarkan almarhum Redaktur
VIVAnews
almarhum Yuniawan bertemu dengan Mbah Maridjan mengaku pertemuan dengan Wawan merupakan pertama dan terakhir. Agus masih teringat ketika dia memaksa Wawan untuk turun dari rumah Mbah Maridjan agar tidak menjadi korban awan panas.


"Saat itu almarhum tak bersedia turun, namun saya tarik dan naik mobil turun ke bawah. Di saat itu juga almarhum bilang ingin bersama Mbah Maridjan," katanya. "Saya seharusnya di sini," kata Agus menirukan pernyataan Wawan saat itu.


Agus mengatakan perkataan "Saya seharusnya di sini" dan juga keinginan untuk tidur di rumah Mbah Maridjan yang sangat kuat seakan-akan menjadi tanda-tanda almarhum untuk pergi selamanya. "Wawan itu nekat naik lagi dengan Tutur untuk membawa turun Mbah Maridjan turun padahal awan panas sudah turun ke bawah," katanya.


Setelah Wawan dan Tutur naik dengan mobil Suzuki APV AB 3051 DB warna biru laut, beberapa kali dia mencoba untuk menghubungi nomor telepon keduanya usai salat Magrib namun demikian sama sekali tidak ada nada aktif. "Sekitar pukul 19.00 WIB lebih sedikit, saya mendengar kabar bahwa Yuniawan dan Tutur menjadi korban awan panas termasuk Mbah Maridjan," katanya. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya