- Antara/ Rahmad
Sri Sumarti, Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menduga, hembusan abu dan pasir itu muncul akibat ada guguran beruntun di gunung tersebut.
"Abu dan pasir yang menyebar ke beberapa wilayah diikuti bau sulfur belerang," kata Sri dalam keterangan pers.
Lebih lanjut dia menjelaskan, kronologi Gunung Merapi yang dimulai pukul 04.15 WIB. "Pada jam itu, Seismograf bergoyang karena diduga ada guguran. Disusul hembusan ke atas lurus," jelas Sri. Sementara itu, angin bergerak ke arah Barat Daya.
Pada pukul 04.50 WIB, aktivitas gunung ini dinyatakan aman untuk warga sehingga tidak perlu evakuasi. "Kecuali bagi yang berada di seputaran puncak dekat sumber hembusan. Khususnya, pendaki gunung," kata Sri. (eh)