Strategi Pagar Betis di Jalur Mudik Pantura

Ilustrasi/Arus kendaraan di Jalur Pantura
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews
DPP Berani Ungkap Indonesia sedang Dilanda Krisis Paling Berbahaya
- Jalur pantai utara (Pantura) Jawa Barat, masih menjadi jalan utama bagi pemudik. Kondisi jalan yang buruk dan cuaca tidak menentu membuat wilayah ini semakin rawan kecelakaan lalu lintas dan kemacetan.

Prediksi Semifinal Piala FA: Coventry City vs Manchester United

"Mabes Polri jadikan jalur ini prioritas pengamanan mudik," kata Kepala Korlantas Irjen (Pol) Pudji Hartanto, usai apel pemeriksaan kendaraan di halaman parkir JCC Senayan, Jakarta, Senin, 22 Juli 2013.
Rumah di Bangkalan Hancur Usai Petasan Meledak, 3 Orang Jadi Korban


Puji menjelaskan, tahun ini disiapkan startegi pagar betis untuk jalur Pantura. Disiagakan petugas dalam setiap 200 meter di sepanjang jalur Pantura. Sistem ini akan menekan angka kerawanan kecelakaan di wilayah ini.


"Mereka akan bekerja 24 jam dengan sistem bagi waktu bergantian. Ini instruksi Kapolri langsung," katanya.


Guna pengamanan jalur ini, Polri menyiapkan 6.800 anggota. Mereka dari seluruh unit. Baik dari petugas lalu lintas hingga intelijen. Dari catatan polisi, pada  2011 hingga 2012 angka kerawanan di Jawa barat terus meningkat. "Kita siapkan semua. Daerah ini bukan hanya rawan kecelakaan tapi rawan kejahatan juga. Kita antisipasi semua," katanya.


Jalur mudik di Jawa Barat memang selalu menjadi sorotan. Meski selalu menjadi jalur utama, tapi setiap tahun kualitas di Jalan Pantura justru menurun. Angka terbanyak jumlah kecelakaan di jalur mudik paling berada di Banyak di Jawa Barat.


Sebelumnya Anggota Komisi V Bidang Perhubungan, Dewan Perwakilan Rakyat, Marwan Jafar, menegur Kementerian PU untuk  tetap memperhatikan kualitas pengerjaan jalan, meskipun pelaksanaannya dilakukan dengan tergesa-gesa.


"Usul saya sekalian dibuat beton saja, supaya tahan lama, dan tidak gampang rusak. Kalau masih aspal biasa seperti sekarang, sudah pasti dijamin gampang rusak. Apalagi perbaikinya kebut-kebutan," katanya.


Lebih baik, kata Marwan, pemerintah mengeluarkan biaya sedikit lebih mahal, ketimbang menganggarkan perbaikan setiap tahun. "Saya selalu ingatkan, supaya jauh-jauh hari jalan yang dilewati pemudik sudah selesai. Sehingga tidak hanya sekedar selesai pasang target, nanti habis hari raya, sudah berlubang-lubang lagi. Kualitasnya tetap harus dijaga," katanya. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya