Kalapas Kerobokan Ajak Konjen Inggris Tinjau Sel

Lapas Kerobokan Denpasar, Bali
Sumber :
  • Dewi Umaryati | VIVAnews

VIVAnews - Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kerobokan, Bali, kembali menjadi sorotan. Seorang mantan narapidana asal Inggris, Rachel Dougall, menuding LP yang berlokasi di Denpasar tersebut telah memperlakukannya dengan tidak manusiawi. Wanita yang dipenjara karena menyelundupkan kokain senilai Rp25 miliar itu mengaku dianiaya dan tidur hanya beralaskan tikar.

Viral! 4 Pria Terkapar Dipukuli di Depan Polres Jakpus Dipicu Pengeroyokan Anggota TNI

Ditohok begitu, Kalapas Kelas II A Kerobokan, Gusti Ngurah Wiratna langsung membentuk tim yang langsung dipimpinnya. Tim itu beranggotakan 16 orang untuk menginvestigasi apa yang disampaikan Rachel. Tak hanya itu, Wiratna juga mengaku mengajak perwakilan Konjen Inggris untuk membuktikan kebenaran apa yang diucapkan Rachel.

"Kita langsung datangi blok perempuan, kita masuk ke ruang tempat Rachel dulu tinggal. Kita ajak perwakilan Konjen Inggris namanya Liliana," kata Wiratna kepada VIVAnews, Senin, 29 Juli 2013.

Apa yang disampaikan Rachel, sambung Wiratna, sama sekali tak terbukti. Hal itu diakui sendiri oleh perwakilan Konjen Inggris, Liliana.

Layani Pemudik, Kemenhub Minta KAI dan KCIC Tambah Armada KA Feeder Whoosh

"Sejak awal kita juga selalu berkoordinasi dengan Konjen Inggris soal narapidana asal Inggris. Dan, sejak awal pula mereka (Konjen Inggris) tak percaya dengan apa yang disampaikan oleh dia (Rachel)," ujar dia.

Menurut Wiratna, sejak Rachel masih menjadi penghuni lapas terbesar di Bali itu, tak pernah ada keluhan dari yang bersangkutan dan Konjen Inggris. Wiratna justru baru mengetahui apa yang disampaikan Rachel lantaran ditelepon oleh Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin.

"Begitu saya ditelepon pukul 08.00 WITA, saya langsung bentuk tim. Saya masuk ke sel wanita saya. Satu orang pun tak pernah ada yang melakukan seperti apa yang dia (Rachel) tuduhkan," katanya.

Jangankan sampai disiksa, selama ini, jika ada keluhan dari napi, Wiratna sedapat mungkin segera menindaklanjutinya. "Apalagi sampai disiksa dan tidur di tikar tipis. Kasur tidurnya besar seperti saya di rumah," ujar Wiratna.

Wiratna mengakui jika Rachel sempat dilarikan ke rumah sakit. Hanya saja, dari hasil rekam medis diketahui jika perempuan Inggris itu mengidap penyakit asma akut. Wiratna pun mengaku menyiapkan tabung oksigen di ruangan Rachel. Takut-takut asma Rachel kambuh di waktu tak bersahabat.

"Kita sampai segitunya perhatikan dia, kok malah saya di-zolimi seperti ini. Tidak tahu maunya apa dia itu. Kalau saya berbohong, saya merugikan diri sendiri," ucap Wiratna.

Wiratna mengaku di dalam lapas yang dipimpinnya memang ada aturan ketat. "Kalau dia mau AC, ya silakan tinggal di hotel. Selama ini semua kita perhatikan dengan baik," ujarnya. (adi)

Indonesia, Singapore Discuss Labor Cooperation
VIVA Militer: Tiga jenderal Marinir purna bhakti

3 Jenderal Hantu Laut Pamit Tinggalkan Marinir, Salah Satunya Intelijen Kakap TNI

Siapa saja ketiga jenderal itu?

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024