- ANTARA/Andika Wahyu
VIVAnews - Direktur Keselamatan Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hermanto Dwiatmoko, mengatakan PT Kereta Api Indonesia (KAI) kini tengah menyelesaikan studi dan detail engineering design (DED) untuk merealisasikan pengoperasian kereta rel listrik (KRL) Yogyakarta-Solo.
Menurutnya dana yang dibutuhkan untuk elektrifikasi dan membangun sistem sinyal di jalur itu adalah sebesar Rp3,5 miliar per kilometer atau total sebanyak Rp420 miliar. Ini karena jarak tempuh Yogyakarta-Solo mencapai 60 km, sehingga pulang pergi total 120 km. “Studi dan DED tengah diselesaikan untuk segera diajukan ke DPR guna kepastian alokasi dana," katanya di Yogyakarta, Senin 29 Juli 2013.
Sistem KRL dipilih karena teknologi yang digunakan ramah lingkungan dan bebas polusi karena menggunakan energi listrik. Selain itu, tarif untuk kereta komuter akan jadi lebih murah dibandingkan layanan sekarang, Prambanan Ekspres (Prameks) dan Kereta Sriwedari, yang sekali jalan sebesar Rp10 ribu dan Rp20 ribu.
"Kami berharap DPR bisa menyetujui alokasi dana yang dibutuhkan. Proses pembangunan selama tiga tahun bisa mulai 2014 dan selesai 2016," katanya.
Kepala Satuan Kerja Lintas Selatan Jawa, Haryanto, mengatakan selain pembangunan KRL Yogyakarta-Solo, PT KAI akan terus mengembangkan rute Yogyakarta-Kutoarjo karena sudah ada jalur ganda di ruas tersebut. Menurutnya, khusus untuk jalur ganda, pada November 2013 akan ditandatangani MoU pembangunan koridor Kutoarjo-Kroya, yang akan dikerjakan secara bertahap selama tiga tahun.
Harapannya, pada 2017-2018 jalur ganda bisa selesai untuk rute Jakarta-Solo. Selanjutnya, pembangunan jalur ganda akan diteruskan dari Purwokerto hingga Cirebon. “Jika semua selesai, itu akan meningkatkan layanan KA secara keseluruhan," tuturnya.
Haryanto menyebut realisasi dan dukungan teknis pembangunan jalur kereta sangat dibutuhkan. Ini mengingat pilihan moda transportasi dengan kereta api bisa sangat efisien.
Ada cukup banyak keuntunggan dari pembangunan moda KA, yaitu bisa lebih cepat karena tidak terhalang macet serta kemampuan membawa penumpang dan barang lebih banyak. "Selain itu, ongkos operasional kereta lebih murah." (kd)
Viral Dugaan Pelecehan Seksual Mahasiswa Undip, Korban Curhat Malah Dicekoki Miras
Korban pelecehan seksual seorang mahasiswi Undip teman dari pelaku NJI. Korban dekat NJI karena sering menjadi tempat untuk curhat tapi malah disodorkan minuman keras
