- ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
VIVAnews – Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf menuding ada permainan kotor di balik beredarnya surat perintah penyidikan (sprindik) KPK terhadap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik. Sprindik itu mencantumkan status Wacik sebagai tersangka kasus suap SKK Migas, dibubuhi catatan di bagian bawah: “Tunggu persetujuan Presiden (RI 1).”
“Ada tangan-tangan yang ingin menghancurkan Pak Jero Wacik dan Partai Demokrat,” tuduh Nurhayati di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat 6 September 2013.
Nurhayati meminta KPKi segera memproses secara hukum beredarnya sprindik ini. Apalagi, kata dia, KPK sendiri telah membantah penetapan status Wacik sebagai tersangka. Bila tidak diusut, Nurhayati menyatakan kredibilitas KPK akan tercederai.
“Dulu kan juga ada sprindik yang bocor. KPK sekarang pun harus mencari tahu siapa yang melakukan ini. KPK harus meminta polisi menelusuri siapa yang membuat ini, supaya sekaligus membersihkan nama KPK,” kata Nurhayati.
Sebelum ini, yang bocor ke media--dan belakangan terbukti benar--adalah sprindik KPK atas mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
“Harus ada kerja sama yang baik antara KPK dan kepolisian untuk mengungkap sprindik palsu ini,” kata Nurhayati, anggota Komisi VIII DPR RI.
KPK sendiri telah menyatakan bahwa sprindik yang ditandatangani Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto itu, di mana tertera status Jero Wacik sebagai tersangka, tidaklah benar. “Penyidik masih berkonsentrasi pada pemeriksaan tiga tersangka SKK Migas. Belum ada penetapan tersangka lain,” Bambang memastikan.
Mereka yang secara resmi telah ditetapkan sebagai tersangka kasus suap SKK Migas adalah mantan Ketua SKK Migas Rudi Rubiandini, eksekutif puncak Kernel Oil Simon Gunawan Tanjaya, dan pelatih golf Rudi, Deviardi. (kd)
Siapkan Tenaga Kerja yang Kompeten, Kemnaker Ajak Jepang Investasi Pelatihan Bahasa
Kemnaker mengajak pemberi kerja Jepang untuk berinvestasi dalam memberikan pelatihan bahasa Jepang bagi kandidat SSW Indonesia.
