Kuesioner "Ukuran Alat Kelamin" Juga Ada di Sleman

Candi Ijo, Sambirejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta
Sumber :
  • Antara/ Sigid Kurniawan
VIVAnews
Soal Cincin di Jari Manis dan Dilamar di Bali, Ini Kata Syifa Hadju
- Heboh kuesioner kesehatan seksual pelajar SMP, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Menurut Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemendiknas, Ibnu Hamad, koordinasi itu untuk mengetahui duduk perkara sebenarnya.

Ada Banyak Cerita! Dude Harlino dan Alyssa Soebandono Ungkap Proses Kelahiran Anak Perempuan Pertama

"Jadi kita sedang membicarakan duduk perkaranya bahwa survei ini dari dinas kesehatan diedarkan di sekolah," kata Ibnu kepada
6 Cara Ampuh dan Mudah Bersihkan Mika Lampu Mobil yang Kusam
VIVAnews , Jumat 6 September 2013.


Menurutnya, kuesioner yang di dalamnya mempertanyakan ukuran alat vital responden tidak hanya tersebar di Sabang, Aceh. Dia mendapat laporan bahwa hal serupa juga terjadi di Sleman, Yogyakarta.


"Kuesioner yang di Sleman itu dari dinas kesehatan," kata dia.


Kemendikbud, lanjutnya, minta sekolah bersikap kritis manakala menjadi objek survei atau penelitian. Menurutnya, dalam konteks otonomi daerah ada hal teknis yang pusat tidak serba tahu.


"Sekolah ini hanya menjadi objek, kami hanya minta sekolah mengkritisi survei sejenis ini. kan era otonomi daerah, agar dilakukan koordinasi dengan dinas terkait," ujar Guru Besar Fisip Universitas Indonesia itu.


Kuesioner yang menghebohkan itu pertama kali diketahui disebar di SMP di Sabang. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta Dinas Kesehatan Kota Sabang, Provinsi Aceh, menarik formulir kuesioner yang menanyakan ukuran kelamin siswa.


Menurut Komisioner KPAI Bidang Pornografi dan Napza, Maria Advianti, dalam keterangan pers kepada
VIVAnews
, pertanyaan di kuesioner tentang ukuran alat vital siswa SMP itu tidak relevan dengan permasalahan kesehatan reproduksi anak dan remaja.


"Pendidikan kesehatan reproduksi pada anak dan remaja seharusnya lebih diarahkan pada pencegahan dari perilaku seksual yang keliru dan kekerasan seksual," katanya.(np)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya