- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Mafilindati Nurani, mengatakan bahwa menganggap vulgar kuesionernya karena tidak melihat secara utuh konteks kuesioner itu.
Dijelaskannya, kuesioner itu diambil dari buku petunjuk teknis penjaringan kesehatan anak sekolah lanjutan yang dikeluarkan oleh Direktorat Bina Kesehatan Anak Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI pada 2010.
"Bukan buku pelajaran bagi siswa," katanya di Sleman, Yogyakarta, Jumat 6 September 2013.
Menurutnya, dalam kuesioner yang menyangkut kesehatan reproduksi itu memang ada pertanyaan terkait dengan perkembangan alat kelamin sekunder. Misalnya mengenai menstruasi, pertumbuhan payudara, pubic, testis dan sebagainya.
"Pada bagian pertanyaan itu siswa diminta untuk memilih salah satu dari enam jawaban bergambar silhouette. Multiple choice dengan enam pilihan jawaban,” jelasnya.
Mafilindati menyatakan jawaban dari kuesioner tersebut adalah rahasia dan datanya tidak akan disebarkan. Data dari kuesioner itu untuk keperluan pengembangan layanan kesehatan. Karena itu ia menjadi heran karena ada yang mempermasalahkan.
Menurut dia, tahun sebelumnya sudah dilakukan uji coba atas kuesioner tersebut. Untuk Sleman, kuesioner itu dibagikan kepada siswa kelas satu SMP, SMA, MA dan SMK.
“Tidak semua siswa kelas satu. Satu Puskesmas mengambil sampel dan tiap sekolah hanya satu kelas satu yang diambil sampelnya,” katanya.
Seperti diketahui, berita terkait kuesioner pengisian alat kelamin menjadi topik terhangat selama beberapa hari terakhir. Ini berawal dari keluhan seorang wali murid SMP 1 Kota Sabang soal pengisian kusioner alat kelamin ini di akun facebook miliknya.
Dia tak habis pikir kenapa anak-anak diminta mengisi ukuran payudara dan juga alat kelaminnya, dengan memilih salah satu gambar yang ada di kuesioner tersebut.
Pemain Korea Selatan Puji Timnas Indonesia U-23
Timnas Indonesia U-23 dan Korea Selatan akan berhadapan di babak perempat final Piala Asia U-23 2024. Jelang laga itu, pemain Korea Selatan memberikan pujian.
