"RI Disadap, Pemerintah Jangan Diam Saja"

Panglima TNI Agus Suhartono
Sumber :
  • ANTARA
VIVAnews - Motif penyadapan yang dilakukan Amerika Serikat dan Australia terhadap Indonesia belum diketahui hingga saat ini. Padahal, Pemerintah RI melalui Kementerian Luar Negeri telah memanggil duta besar kedua negara di Indonesia.
Kemenkominfo Menggelar Talkshow dengan Tema Jarimu Harimaumu

Mantan Panglima TNI, (Purn) TNI Agus Suhartono, mengatakan untuk menjaga kehormatan bangsa, .
Sering Dikasih Perhiasan, Fuji Ingatkan Hal Mulia Ini untuk Para Fansnya

"Reaksi itu penting untuk menjaga kehormatan kita. Jangan sampai sudah tahu disadap diam-diam saja. Reaksi itu penting untuk menunjukkan kita punya sikap," kata Agus saat ditemui VIVAnews di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.
Viral Keributan Avsec dengan Penumpang di Bandara Soetta, Ini Penjelasan AP II

Menurut Agus, ada banyak kemungkinan mengapa kedua negara tersebut melakukan penyadapan terhadap Indonesia. Meskipun hingga kini kepentingan AS dan Australia dalam aksi itu belum terungkap gamblang.

"Kalau pertahanan yang disadap, itu artinya mereka ingin tahu seberapa jauh kekuatan pertahanan kita. Lalu kalau bidang ekonomi yang disadap, berarti dia untuk strategi bisnisnya. Kalau di bidang politik, pasti ingin mengetahui siapa sih presiden mendatang," ungkap dia.

Terkait reaksi atas penyadapan tersebut, Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, mengaku Pemerintah sudah jelas dengan tegas mengecam tindakan kedua negara itu.

"Hubungan bilateral kita dengan mereka selalu baik dan kondusif, Kalau benar ada tindakan seperti itu, tidak bisa kita terima," tegas Julian.

Isu penyadapan merebak setelah Sydney Morning Herald (SMH), beberapa waktu lalu, menurunkan berita soal penyadapan Badan Intelijen Australia (DSD) dan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) terhadap Indonesia. Laporan media Australia itu berdasarkan keterangan dari mantan kontraktor NSA, Edward Snowden, yang kini mendapat suaka dari Rusia setelah menjadi buron AS.

SMH menyebut ada pos penyadapan di dalam gedung Kedutaan AS dan Australia di Jakarta. Pos yang disebut STATEROOM itu juga dibangun di beberapa Gedung Kedutaan Australia di negara lain seperti Malaysia, Filipina, China, Timor Timur dan Papua Nugini. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya