- VIVAnews/Fajar Sodiq
VIVAnews – Seorang prajurit TNI AD di Solo menggelar aksi tunggal untuk mendukung nama pahlawan nasional Usman dan Harun diabadikan menjadi nama kapal perang baru RI yang akan tiba dari pabriknya di Inggris pada akhir tahun 2014 ini.
Anggota Denpom IV/4 Surakarta, Kopka Partika Subagyo, menggelar aksi yang cukup menarik perhatian masyarakat di depan air mancur Stadion Manahan Solo, Senin 10 Februari 2014. Anggota polisi militer itu mengenakan seragam tentara, lengkap dengan baret Kopassus.
Kopral Bagyo, sapaan akrabnya, membawa bendera Merah Putih dan memegang papan poster bertuliskan ‘Usman-Harun Pahlawan NKRI. NKRI Harga Mati. Cinta NKRI, Jangan Tercerai Berai karena Partai.’ Ia juga mengibarkan bendera sambil berteriak-teriak menyatakan dukungannya kepada TNI untuk menyematkan nama Usman dan Harun menjadi nama KRI.
“Kita semua harus mendukungnya karena dua nama itu merupakan pahlawan NKRI,” kata dia. Kopral Bagyo lantas berdiri di atas kolam air mancur, dan berlari-lari kecil berkeliling kawasan depan gerbang Stadion Manahan Solo. Ia melakukan aksinya seorang diri tanpa ditemani rekan satuannya.
Kopral Bagyo menyatakan, pemberian nama KRI dengan nama Usman-Harun merupakan cara untuk mengenang pahlawan. “Bangsa yang hebat dan kuat adalah bangsa yang mengenang pahlawan. Tetap lanjutkan pemberian nama kedua pejuang itu untuk nama kapal,” ujarnya.
Jika tidak demikian, kata Bagyo, generasi mendatang tidak akan kenal dua pahlawan itu. “Kita wajib memberitahukan kepada generasi sekarang dan mendatang tentang pahlawan ini,” ujar dia.
Bagi sebagian masyarakat Solo, Kopral Bagyo merupakan sosok prajurit yang unik. Ia telah beberapa kali melakukan aksi-aksi menantang, misalnya mengelilingi Monas selama 25 jam dengan memanggul batu, dan melakukan aksi koprol dari halaman Makorem Surakarta hingga bundaran Gladag yang berjarak sekitar 4 kilometer.
Baca juga:
MAKI Kirim Surat ke Nurul Ghufron, Minta Bantuan Mutasi ASN di Papua ke Jawa
Koordinator MAKI Boyamin Saiman mengirimkan sebuah surat kepada Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron meminta bantuan mutasi ASN dari Papua ke Jawa
