Kebijakan Ragunan Jokowi Juga Masuk Soal UN

Hari Pertama Ujian Nasional
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Setelah menjadi polemik terkait kemunculan nama Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, di soal Ujian Nasional (UN) mata pelajaran Bahasa Indonesia pada hari pertama UN 2014, nama mantan wali kota Solo itu kembali ditemukan di soal Bahasa Inggris.
BUMI Resources Cetak Laba Bersih US$117,4 Juta di Tahun 2023

Dalam soal itu disebutkan tentang kebijakan Jokowi dalam mengembangkan Kebun Binatang Ragunan menjadi lokasi wisata dunia.
Arus Mobil saat Mudik 2024 Meningkat, Astra Infra Siapkan Hal Ini

"Dalam soal itu, sebesar Rp500 miliar untuk lokasi wisata Kebun Binatang Ragunan melibatkan pihak swasta," kata Hidayat Ibnu Zaman, Kepala Madrasah Aliyah Nurul Huda, Jalan KH.Hasyim Asy'ari, Cipondoh, Kota Tangerang, Rabu 16 April 2014.
Otto Hasibuan: Kami Minta Megawati Dipanggil di Sidang MK, Mau Enggak?

Mereka baru mengetahui adanya butir soal yang sensitif itu setelah ujian berlangsung. Mereka pun mengaku kaget bukan kepalang.

"Kami tidak mengetahui salah satu soal Bahasa Inggris, ada tentang kebijakan capres itu," katanya.

Kemunculan nama Joko Widodo dalam soal mata pelajaran Ujian Nasional masih dalam penyelidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Banyak pihak menduga ada kesengajaan pembuatan soal Jokowi terkait pemilihan presiden pada 9 Juli 2014.

Sebelumnya, pengamat pendidikan Bengkulu yang juga Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP) Universitas Bengkulu, Prof Nur Rambat Sasongko, menilai, munculnya soal UN yang berkaitan dengan sosok Jokowi tersebut, mencederai kemurnian dunia pendidikan di Indonesia.

Akibat hal itu, ia menilai akan memunculkan beragam spekulasi di tengah masyarakat. Pertama, akan muncul persepsi bahwa panitia pembuat soal UN telah disusupi, sehingga diduga menyengajakan popularitas Jokowi di kalangan pelajar bisa terkenal.

Dengan kata lain, merujuk ke total peserta UN SMA sederajat se-Indonesia yang mencapai 3,1 juta orang, tidak menutup kemungkinan akan menjadi potensi suara dalam pemilu presiden, khususnya bagi Jokowi.

Kemudian, lanjut Sasongko, ada dugaan bahwa panitia pembuat soal yang dinaungi oleh Kemendikbud memang sengaja menyusupkan profil Jokowi dalam soal UN untuk memunculkan kesan negatif di masyarakat terhadap sosok Jokowi.

"Dengan insiden ini, tentu banyak masyarakat atau siswa menilai usaha Jokowi untuk meningkatkan popularitasnya melebihi batas kewajaran. Saya pikir ini harus diusut," ujar Sasongko.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya