Tambang Batubara Sawahlunto Meledak

Sejak 2002, Sebanyak 91 Penambang Tewas

VIVAnews - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang pada tahun 2002 mencatat sebanyak 46 orang pekerja tambang di Sawahlunto tewas dalam kasus serupa.

Sementara untuk tahun 2003 sebanyak 5 orang meninggal, tahun 2004 sebanyak 2 orang, 2007 tercatat 3 orang, Tahun 2008 tercatat 4 orang meninggal, dan 2009 tercatat 31 orang meninggal.

"Jumlah tersebut belum termasuk sejumlah kecelakaan tambang yang marak terjadi sejak tahun 1997 lalu," kata Vino Oktavia Koordinator HAM LBH Padang, Kamis 18 Juni 2009.

Karena itulah, LBH Padang mendesak Kepolisian untuk melakukan proses penyelidikan secara objektif terkait meledaknya tambang batu bara yang dikelola CV Perdana di Ngalau Cigak, Talawi, Sawahlunto.

Peristiwa tersebut juga diduga bukan murni karena bencana alam atau kesalahan masyarakat penambang, melainkan ada dugaan keterlibatan pihak-pihak lain yang memfasilitasi, pihak kepolisian mesti objektif dan fair dalam melakukan penyelidikan. 

Menurut LBH, kegiatan tambang di Sawahlunto menguntungkan sejumlah pihak sehingg membiarkan kegiatan penambangan ini terjadi. Kondisi tersebut menimbulkan banyak korban di pihak masyarakat terutama masyarakat penambang

Selain meminta kepolisian untuk bersikap objektif, LBH Padang juga mendesak Pemerintah Kota Sawahlunto untuk bersikap tegas dengan menghentikan (moratorium) seluruh kegiatan pertambangan di Sawahlunto.

LBH juga meminta Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, dan pemerintah kota/kabupaten untuk segera melakukan kajian ulang terhadap kegiatan pertambangan di daerahnya.

"Termasuk proses perizinan kepada perusahaan-perusahaan pertambangan agar peristiwa yang terjadi di Kota Sawahlunto tidak terulang kembali," ujar Vino dalam keterangan persnya.

LBH menghimbau agar Pemerintah Kota Sawahlunto dan perusahaan yang terlibat dalam kegiatan penambangan batu bara bertanggung jawab penuh pada korban, secara perdata maupun pidana.

Sementara, Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi berkunjung ke lokasi bencana ledakan tambang di Ngalau Cigak, Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat untuk memberikan santunan pada korban kecelakaan.

Gamawan Fauzi menyerahkan santunan sebesar Rp 5 juta bagi korban meninggal dan Rp 2 juta pada korban luka-luka. Gubernur sempat meninjau lokasi kejadian dan pasien yang masih berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sawahlunto.

Sejauh ini, keterangan resmi Satkorlak PB Sumbar menegaskan kembali korban tewas dalam kejadian ledakan tambang Selasa pagi (16 Juni 2009) mencapai 31 orang.

"Hasil koordinasi dengan semua lini yang ikut melakukan evakuasi dan pihak rumah sakit yang mengidentifikasi korban dipastikan jumlah korban tewas hanya 31 orang dan 10 orang luka-luka dan masih mendapatkan perawatan medis," kata Ade Edwar pada VIVAnews.com.

Laporan: Eri Naldi | Padang

Elite Gerindra Sebut Polri Sudah "On the Track" Tangani Kasus Firli Bahuri
Ilustrasi teknologi tes DNA yang praktis

Analisis Metabolisme Tubuh dan Kebutuhan Nutrisi Lewat Tes DNA

Sebuah tes DNA yang menganalisis metabolisme dan kebutuhan nutrisi, memungkinkan para pengguna memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai kondisi kesehatannya

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024