VIVAnews - Sebuah film kolosal tentang hubungan sejarah Kerajaan Padjajaran dan Majapahit akan diproduksi bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Film ini diharap bisa meluruskan sejarah dua kerajaan besar di Nusantara itu.
"Hampir 400 tahun lebih sejarah Pajajaran dan Majapahit dikesankan bermusuhan. Lewat film kesan permusuhan itu kita luruskan," kata Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf, seperti dimuat laman Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Kamis 18 Juni 2009.
Kebekuan historis dan kultural antara warga Sunda dan Majapahit diharapkan bisa mencair dan kembali harmonis melalui film tersebut.
"Gus Ipul [Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf] sampai bilang, ke depan harus ada Jalan Pajajaran di Jawa Timur dan Jalan Hayam Wuruk di Jawa barat. Gus Ipul juga menyebut Pajajaran adalah saudara tua Majapahit karena Raden Wijaya sebagai pendiri Majapahit justru datang dari Bumi Pajajaran," kata Dede Yusuf.
Para budayawan di kedua provinsi diminta mengkaji kemungkinan pembuatan film bersama tersebut. Selanjutnya kedua pemerintah provinsi akan mengajukan program dan alokasi anggarannya ke DPRD. "Karena proyek bersama, anggaran bisa ditanggung kedua provinsi," kata Dede.
Sebelumya, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik dalam berbagai kesempatan minta agar masing-masing provinsi di tanah air membuat minimal sebuah film bertemakan sejarah dan kepahlawanan.
Dikutip dari berbagai sumber, permusuhan historis Sunda-Majapahit berawal dari peristiwa Perang Bubat di Jaman Majapahit. Dikisahkan peristiwa Perang Bubat diawali dari niat Prabu Hayam Wuruk yang ingin memperistri putri Dyah Pitaloka Citraresmi dari Negeri Sunda.
Selain ketertarikan sang raja, pernikahan juga untuk mempererat tali persaudaraan yang telah lama putus antara Majapahit dan Sunda. Padahal, Raden Wijaya, pendiri Majapahit yang masih keturunan Sunda. Maka disepakati, pernikahan digelar di Majapahit.
Melihat Raja Sunda datang ke Bubat beserta permaisuri dan putri Dyah Pitaloka dengan diiringi sedikit prajurit, maka timbul niat lain dari Mahapatih Gajah Mada yaitu untuk menguasai Kerajaan Sunda, sebab untuk memenuhi Sumpah Palapa yang dibuatnya tersebut, maka dari seluruh kerajaan di Nusantara yang sudah ditaklukkan hanya kerajaan sundalah yang belum dikuasai Majapahit.
Gajah Mada menganggap bahwa kedatangan rombongan Sunda di Pesanggrahan Bubat sebagai bentuk penyerahan diri Kerajaan Sunda kepada Majapahit.
Gadjah Mada lantas mendesak Hayam Wuruk untuk menerima Dyah Pitaloka bukan sebagai pengantin, tetapi sebagai tanda takluk Negeri Sunda dan mengakui superioritas Majapahit atas Sunda di Nusantara. Hayam Wuruk sendiri menurut Kidung Sundayana disebutkan bimbang atas permasalah tersebut, karena Gajah Mada adalah Mahapatih yang diandalkan Majapahit pada saat itu.
Gajah Mada lalu mengerahkan pasukannya, Bhayangkara, ke Pesanggrahan Bubat, lokasi rombongan calon pengantin putri dan mengancam Linggabuana untuk mengakui superioritas Majapahit.
Demi mempertahankan kehormatan sebagai ksatria Sunda, Linggabuana menolak tekanan itu. Terjadilah peperangan yang tidak seimbang antara Gajah Mada dengan pasukannya yang berjumlah besar, melawan Linggabuana dengan pasukan pengawal kerajaan (Balamati) yang berjumlah kecil serta para pejabat dan menteri kerajaan yang ikut dalam kunjungan itu. Peristiwa itu berakhir dengan gugurnya Linggabuana, para menteri dan pejabat kerajaan Sunda, serta putri Dyah Pitaloka.
Akibat peristiwa itu, hubungan Hayam Wuruk dan Gadjah Mada merenggang. Tak hanya itu, hubungan kultural dua kebudayaan pun tak lagi harmonis. Dalam masyarakat Sunda berkembang larangan menikah dengan orang timur Sunda, khususnya Majapahit.
Trauma historis itu terus berlanjut, turun temurun, sampai saat ini.
VIVA.co.id
26 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
2 Debt Collector yang Hendak Ambil Paksa Mobil Polisi di Palembang Jadi Tersangka
Kriminal
26 Apr 2024
Robert dan Bambang, dua debt collector yang hendak mengambil paksa mobil Aiptu Fandri di parkiran salah satu pusat perbelanjaan di Kota Palembang jadi Tersangka.
3 Jenderal Termuda di TNI Angkatan Darat, Ada yang Jadi Perisai Hidup Presiden Jokowi
Nasional
26 Apr 2024
Menjadi seorang jenderal adalah keinginan utama bagi setiap anggota TNI yang ingin mencapai puncak karier mereka. Nah, ada beberapa jenderal termuda di TNI AD.
Tom Lembong Pilih Setia di Gerakan Perubahan: Saya Satu Paket dengan Anies Baswedan
Nasional
26 Apr 2024
Thomas Trikasih Lembong, atau yang dikenal sebagai Tom Lembong, memilih tetap setia bersama Anies Baswedan. Walau, di Pilpres 2024, Anies dengan Muhaimin Iskandar, kalah.
Anies menyebut peluangnya di Pilgub Jakarta terbuka asal mendapat dukungan dari masyarakat dan parpol, karena baru menjabat satu periode di Jakarta.
Kejaksaan Agung (Kejagung) kembali menyita mobil mewah milik tersangka dugaan korupsi izin usaha pertambangan PT Timah, Harvey Moeis.
Selengkapnya
Partner
Para nasabah Bank BNI berlomba-lomba untuk klaim saldo dana senilai Rp1 Juta. Namun mereka banyak yang gagal karena mungkin tidak tahu caranya. Tidak ada persyaratan apap
Tidak ada persyaratan apapun untuk klaim saldo dana senilai Rp 1 Juta. Nasabah Bank BNI sudah bisa mengambilnnya di ATM ataupun di mobil banking. Persyaratan untuk menda
18 Quote dan Kutipan Terbaik dari "Letters to a Stoic" Karya Seneca yang Menginsfirasi
Wisata
13 menit lalu
Karya Seneca, "Letters to a Stoic" atau "Letters to Lucilius", merupakan sebuah sumber inspirasi yang kaya akan pemikiran filsafat dan nasihat praktis untuk menjalani keh
Bank BNI lagi-lagi memberi kabar Bahagia bagi para nasabahnya. Program mengejutkan dari Bank BNI telah resmi keluar. Program ini dimulai dari tanggal 9 April hin
Selengkapnya
Isu Terkini