Nasib Pekerja Indonesia di Malaysia

"PRT Indonesia Hanya untuk Majikan Muslim"

VIVAnews - Pemerintah Malaysia dan lembaga-lembaga terkait didesak untuk memastikan bahwa pembantu rumah tangga asal Indonesia dipekerjakan kepada majikan beragama Islam. Hal tersebut diungkapkan ketua organisasi Bocahe Dhewe, Ambar Setiowibowo, seperti dikutip dari laman berita Malaysia, Bernama, Sabtu 20 Juni 2009.

Ambar mengatakan, tindakan itu akan membantu mengakhiri kekerasan terhadap pekerja domestik karena biasanya, kasus kekerasan terjadi berkaitan dengan perbedaan bahasa, budaya, dan agama.

"Jika memungkinkan, pembantu rumah tangga muslim ditempatkan bersama majikan muslim. Hal ini sebaiknya didahulukan," kata Ambar.

Prabowo Ingin Bentuk 'Executive Heavy" dengan Rangkul Semua Parpol, Kata Peneliti BRIN

Jika tidak memungkinkan, kata dia, maka sejumlah syarat harus diterapkan. "Bahwa pembantu rumah tangga diizinkan menjalankan kewajiban agama mereka seperti shalat dan berpuasa, dan tidak diminta melakukan sesuatu yang menyalahi keyakinan agama mereka," kata Ambar.

"Bocahe Dhewe" dalam bahasa Jawa berarti "orang sendiri", dan merupakan jaringan sosial dibentuk pada 2001 untuk membantu semua pekerja Indonesia di Malaysia. Ambar memunculkan saran tersebut setelah Siti Hajar Sadli, 33 tahun, perempuan asal Garut, Jawa Barat, diyakini mengalami tindak kekerasan oleh majikannya sejak tiga tahun lalu. Dia juga mengaku diberi makanan berupa daging babi.

Saat ini, Departemen Imigrasi Malaysia mengizinkan pekerja domestik muslim dari luar Malaysia bekerja untuk majikan non-muslim. Presiden Lembaga Pekerja Domestik Asing Asosiasi Malaysia (PAPA), Datuk Raja Zulkepley Dahalan, mengatakan, 80 persen majikan dari 320.000 pekerja domestik legal di Malaysia, adalah non-muslim.

Sebagian besar pekerja domestik asing itu berasal dari Indonesia, Filipina, Vietnam, Kamboja, Sri Lanka, dan Thailand, dan sejumlah kecil dari China. Dari total jumlah tersebut, 270.000 di antaranya adalah warga Indonesia dan sebagian besar beragama Islam.

"Sebagian besar kasus kekerasan terhadap pembantu rumah tangga asal Indonesia, terutama yang melibatkan pembantu beragama Islam, dimulai dari persoalan komunikasi yang berasal dari perbedaan bahasa, budaya, dan agama," kata Zulkepley.

Dia mengusulkan agar pembantu rumah tangga asal China diperbanyak untuk mengatasi persoalan perbedaan agama dan budaya.

Perjuangan Dinda Kanyadewi Main Film Badarawuhi di Desa Penari, Make Up sampai 6 Jam
Reskrim Polres Metro Jakarta Barat meringkus sipir taksi online bernama Michael Gomgom (30), yang menodong dan memeras seorang wanita yang menjadi penumpangnya.

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp 100 Juta Ditangkap saat Tidur Pulas

Reskrim Polres Jakarta Barat, meringkus sopir taksi online, Michael Gomgom (30), yang menodong dan memeras seorang wanita yang menjadi penumpangnya. Dia sedang istirahat.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024