Alamat: JL. Urip Sumoharjo 269 Makassar 90245
Telepon: (0411) 449979
Fax: (0411) 449979
Email: info@sulsel.go.id
Website: http://www.sulsel.go.id
Provinsi Sulawesi Selatan berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di sebelah utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di sebelah timur, Selat Makassar di sebelah barat, serta Laut Flores di sebelah selatan. Ibukota berada di Kota Makassar dan dipimpin oleh Gubernur Dr. Syahrul Yasin Limpo, SH, SM.
Jumlah penduduk sebesar 7,81 juta jiwa (Oktober 2008) dengan tingkat kepadatan penduduk 169 kilometer persegi (2008). Jumlah penduduk usia kerja adalah 5,56 juta jiwa (Agustus 2008) dengan jumlah angkatan kerja sebesar 3,45 juta jiwa, dan jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 3,13 juta jiwa dan pengangguran 311 ribu jiwa. Jumlah bukan angkatan kerja sebesar 2,11 juta jiwa. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 62 persen dan Tingkat PengangguranTerbuka (TPT) sebesar 9,04 persen.
Jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 sebanyak 1,09 juta jiwa (14,11 persen) dimana 85,90 persen berada di pedesaan. Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2008 sebesar Rp 905.000. Jumlah penerima BLT (2005) menurut kategori sangat miskin sebanyak 171 ribu jiwa, miskin sebanyak 150 ribu jiwa, dan mendekati miskin sebanyak 124 ribu jiwa.
SUMBER DAYA ALAM
Pertanian, Perkebunan dan Perikanan
Luas areal pertanian seluas 551 ribu ha yang berupa sawah irigasi teknis, sawah tadah hujan, sawah pasang surut, sawah lebah/polder dan 862 ribu ha lahan kering. Produksi padi sebanyak 3,37 juta ton padi dan 696 ribu ton palawija. Komoditas perkebunan antara lain kelapa sawit, kelapa hibrida, kakao, kopi, lada, vanili, tebu, karet, teh, jambu mete dan kapas dengan komoditas andalan kakao dan kopi. Luas perkebunan kakao mencapai 663 ribu ha dengan produksi 522 ribu ton yang terdapat di Kabupaten Luwu timur, Luwu Utara, Luwu, Wajo, Pinrang, Bone dan Sinjai, sedangkan luas lahan perkebunan kopi 204 ribu ha dengan produksi 48 ribu ton yang terdapat di kabupaten Tana Toraja dan Enrekang. Hasil sektor perikanan sebanyak 319 ribu ton yang terdiri dari perikanan laut, perairan darat dan perairan umum. Selain ikan, hasil kelautan lainnya adalah rumput laut yang dibudidayakan dengan total produksi 5 ribu ton.
Kehutanan
Luas hutan sebesar 3,09 juta ha yang meliputi hutan lindung, hutan produksi terbatas dan hutan produksi biasa dengan hasil hutan sebanyak 148 ribu m3 kayu dan produksi non kayu terdiri atas 7 ribu ton rotan dan 181 ribu ton getah pinus.
Pertambangan
Produksi pertambangan Provinsi Sulawesi Selatan meliputi emas, biji besi, timah putih, seng, gips, batuan tras, pasir besi, nikel. Di Kabupaten Wojo juga terdapat cadangan gas alam. Selain itu bahan galian golongan C yang berupa pasir, batu, kapur, batu kali, tanah liat dan dolomit banyak tersebar di seluruh daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Tabel 1
Potensi Sumberdaya Mineral Tahun 2006
No | Bahan Galian | Kabupaten | Sumberdaya | Pengelolaan |
1 | Emas | Luwu, Enrekang, Tator, Gowa | 4.675 pound | PT. Masmindo Eka Sakti |
2 | Nikel | Luwu Timur | 180 miliar ton |
|
3 | Besi | Luwu dan Bone | 22 miliar ton |
|
4 | Pasir Besi | Takalar, Selayar dan Jeneponto | 3,4 juta ton |
|
5 | Tembaga | Tator dan Luwu | 8,55 juta ton | PT. ANTAM, PT. Sasak Teguh Semangat & Aberfoile Eksplorasi |
6 | Batu Gamping | Bone, Pangkep, Selayar, Pinrang, Enrekang, Soppeng, Tator, Maros, Jeneponto, Barru, Sidrap, Bulukumba, Takalar | 33,24 miliar ton | CV. Mamminasae dan CV. OASE |
7 | Marmer | Maros, Bone, Luwu, Pangkep, Barru dan Enrekang | 85,01 miliar ton |
|
8 | Batubara | Maros, Pangkep, Barru, Sidrap, Enrekang, Soppeng, Bone, Sinjai Tator dan Gowa | 53,36 juta ton |
|
9 | Timah Hitam | Gowa, Tator dan Takalar | 212.375 ton |
|
10 | Lempung | Pangkep, Selayar, Soppeng, Maros, Bulukumba, Takalar, Gowa, Enrekang dan Tator | 334,83 juta ton | PT. Semen Tonasa |
11 | Pasir Kuarsa | Soppeng, Enrekang, Maros, Sidrap, Pinrang, Luwu dan Bone | 93,82 juta ton |
|
KONDISI EKONOMI MAKRO TRIWULAN III-2009
Pertumbuhan ekonomi diperkirakan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu masing-masing sebesar 6,85% (yoy) dan 5,24%, namun tercatat lebih rendah dibandingkan triwulan III-2008 (8,13%). Pertumbuhan ini didorong oleh komponen konsumsi dan membaiknya kinerja ekspor. Selain itu, sektor perdagangan-hotel-restoran, sektor industri pengolahan dan sektor bangunan. juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Beberapa faktor pendorongnya adalah realisasi stimulus infrastruktur dan proyek-proyek pemerintah lainnya serta kegiatan bulan Ramadhan/Idul Fitri. Laju inflasi tahunan lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya maupun dibandingkan laju inflasi nasional. Laju inflasi sebesar 2,70% (yoy), sementara pada triwulan II-2009 sebesar 3,80% (yoy) dan laju inflasi nasional sebesar 2,83%. Perlambatan inflasi tersebut, disebabkan oleh kebijakan penurunan BBM pada triwulan IV-2008 dan awal triwulan I-2009 serta membaiknya pasokan barang khususnya bahan makanan. Realisasi anggaran pendapatan daerah sampai triwulan III-2009, mencapai sebesar Rp1,42 triliun, atau 64,36% dari anggaran yang ditetapkan. Artinya, terjadi peningkatan realisasi anggaran sebesar Rp364,71 miliar (34,49%) dibanding triwulan yang sama pada tahun sebelumnya. Dari sisi anggaran belanja daerah, sampai dengan triwulan III-2009, realisasinya telah mencapai 59,97%. Realisasi terbesar terjadi pada pos Belanja Operasi (61,45%), diikuti oleh pos Belanja Modal’ (55,34%). Belanja Operasi mengalami peningkatan sebesar 7,96% (yoy), terutama pada pos Belanja Barang dan Belanja Bantuan Keuangan.